Lombok Barat (Inside Lombok) – Sejumlah kepala desa di kecamatan Narmada sepakat untuk sama-sama menertibkan penggunaan petasan yang tidak tertib dan berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban di daerahnya.
Menyusul telah terjadinya perang petasan yang melibatkan sekelompok pemuda dan anak-anak di wilayah Narmada belum lama ini. Peristiwa itu pun kian meresahkan karena menyebabkan ada korban yang hingga luka-luka. Karena awalnya mereka yang terlibat perang petasan itu hanya bercanda, namun justru berujung tawuran menggunakan batu, setelah petasan yang mereka gunakan habis.
Karena dinilai mengganggu keamanan dan ketertiban ibadah di bulan Ramadan ini, pihak desa bersama dengan TNI-Polri selalu bersiaga di lokasi kejadian. Guna mengantisipasi kejadian serupa, pihak berwajib pun mengamankan lokasi-lokasi rawan itu, baik ketika sore dan pagi hari setelah solat subuh.
“Sejak kejadian itu, aparat yang berwajib tetap siaga di sana dan mengamankan skelompok pemuda atau anak yang kedapatan membawa petasan tanpa izin dan berniat meledakkannya di tengah aktivitas masyarakat yang sedang jogging pagi” kata PLT kepala desa Sembung, H. Ali Abdul Syahid, Kamis (22/04/2021).
Bagi anak-anak ataupun pemuda yang kedapatan membawa petasan dengan daya ledak besar, maka orang tuanya akan langsung dipanggil oleh tim pengaman. Untuk kemudian diberikan peringatan dan diminta kepada anaknya juga untuk membuat surat pernyataan agar tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.
“Yang kedapatan membawa itu akan kami minta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi. Tapi kalau tidak diindahkan, ya bisa saja akan diproses secara hukum karena mengganggu Kamtibmas” tegasnya.
Sementara itu, Kapolsek Narmada, Kompol I Nyoman Nursana menyebut bahwa sebelumnya para kepala desa yang kawasannya sempat terlibat perang petasan itu pun sudah dikumpulkan. Untuk dimintai kesepakatan supaya dapat bersama-sama memerangi penggunaan petasan tanpa izin dan dengan daya ledak besar. Karena sudah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di kawasan itu.
“Sesuai dengan arahan dari pak Kapolresta Mataram yang meminta semua Polsek jajaran untuk menekan bunyi petasan melalui sandi operasi kurma selama Ramadan hingga selesai Idul Fitri” sebutnya.
Atas instrusi tersebut, Polsek jajaran pun menurunkan personel dalam jumlah besar untuk bersiaga di beberapa titik lokasi yang dinilai rawan menjadi tempat balap liar hingga perang petasan semacam itu lagi. Mulai dari perbatasan tiga desa mulai dari Sembung, Badrain dan Merembu. Kemudian di Taman Miring Sesaot dan Suranadi.
“Kami terjunkan anggota di semua titik rawan itu untuk meminimalisir tindkaan yang dapat mengganggu kemanan di wilayah Narmada” pungkas Kapolsek Narmada ini.