Mataram (Inside Lombok) – Belakangan ini warganet Lombok meramaikan topik “Lombok Keras”. Ini merupakan tagar yang sedang populer di beberapa sosial media facebook, terutama pada pengguna yang berasal dari Lombok.
Pembicaraan tentang “Lombok Keras” ini sendiri hampir semua berisikan komentar warganet mengenai sisi berat selama tinggal di Pulau Lombok.
Komentar yang dituliskan warganet pun memiliki tema bermacam-macam yaitu mulai dari menggambarkan kehidupan sosial, budaya, hingga kondisi ekonomi yang dianggap cukup sulit di Lombok saat kini.
Kebanyakan darinya merupakan stereotip yang sering dilontarkan masyarakat terhadap situasi tertentu.
Seperti yang dituliskan oleh Norma Iklima bahwa warganet yang sering mengunggah foto saat makan di cafe atau restaurant selalu dicap pamer.
“Lombok keras cuy post yang beginian dibilang pamer #Yggksukacuekinaja,”
Sebagian juga menuliskannya dalam bahasa sasak dan terdapat beberapa dari komentar-komentar tersebut berhasil mengundang gelak tawa.
Salah satunya akun dengan nama Arnod Emiroglou menuliskan prasangka dari masyarakat terhadap orang berkumis yang dianggap sudah tua namun itu semua hanyalah faktor keturunan.
“Lombok keras bro, ite besemet awor bebaok teparan wah te toak. Padahal ite faktor keturunan,”
Begitu pula dengan akun facebook Mila Wardiana turut komentari topik tersebut melalui unggahan miliknya: jika pergi sebentar ke luar rumah kerap dianggap nakal.
“Lombok keras cuy, sugul semendak teparan bejigar wkwkwk,”
Apry Madagascar juga menyebutkan jika menggunakan sandal skyway saat pergi ke mall selalu dipandang kampungan.
“Lombok keras bro kadu sandal skyway lek mall teparan gawah,”
Akun Jhulia Bhulat turut ungkapkan Lombok itu keras akan pandangan masyarakat ketika seseorang telat menikah maka disangka bujang lapuk.
“Lombok keras gaess… telat te merarik, sik paran te mosot,”
“Lombok keras brow…. baru wisuda dan belum dapat kerja dibilang malas… tak ada guna sekolah tinggi-tinggi. Nyinyir,”
“Lombok keras pergi liburan banyak pasangan sejoli. Pura-pura main hp biar nggak baper,”
“Lombok keras brow, diem di rumah dikira malas, pergi kerja dibilang sok jadi wanita karir. Serba salah semua orang nyinyir kepo nggak karuan,”
Meskipun komentar yang dituliskan warganet sebagian hanya persepsi negatif dari masyarakat terhadap suatu hal, baik oleh individu maupun sekelompok orang, beberapa warganet juga ada yang menuliskan sisi positif selama hidup di Lombok. Satu darinya seperti yang dituliskan oleh akun Rustina Hakim.
“Lagi viral Lombok keras. Kalau bagi saya beda lagi. Lombok itu keren, Lombok itu hebat, penghuninya ramah tamah. Semakin banyak yang saya lihat berhijab Alhamdulillah, semakin banyak yang berpikiran positif alhamdulillah. Lombok i love you #Lombokbangkit #Lombokpersisaya #kaloadayangpositifngapainpilihkatanegatif,”
Bagaimana topik Lombok Keras versi kamu?