Lombok Barat (Inside Lombok) – Pengecekan kesehatan bagi penumpang yang akan menyebrang melalui pelabuhan Lembar tetap dilakukan. Selain menggunakan rapid antigen, sekarang sudah bisa menggunakan GeNose yang sudah disediakan oleh pihak ASDP.
“Penerapan GeNose di Pelabuhan Lembar ini sudah dimulai perdana dari 5 Mei,” kata Manajer Usaha ASDP Lembar, Samiun saat ditemui di Lembar.
Alat deteksi virus covid-19 yang menggunakan embusan nafas ini sudah mulai diujicoba di Pelabuhan Lembar sejak pekan lalu. Bahkan dari 2.000 alat (kantong) tes GeNose yang diperoleh Lembar, sudah ada sekitar 200 lebih yang sudah terpakai.
“Untuk sementara kita diberikan 2.000 dulu, nanti akan menyesuaikan lagi dan sejak dimulai perdana, sudah terpakai 200 lebih” bebernya.
Dirinya menuturkan, bahwa untuk peralatan GeNose ini, pelabuhan Lembar tidak dijatahkan. Karena merupakan salah satu jalur pariwisata. Sehingga persediaan untuk GeNose bagi penumpang yang akan berlayar dari Lembar akan dimaksimalkan.
“Jadi alatnya ini harus selalu ready, jadi nanti ke depannya kalau memang kebutuhan meningkat, akan kita tambah lagi” ujar Samiun.
Pihak ASDP pun berencana untuk menambah bilik tes GeNose di sana. Di mana saat ini, hanya ada satu bilik saja di lokasi tersebut.
“Karena pelabuhan masih sepi dan ada larangan mudik, jadi nanti sopir-sopir kendaraan logistik yang tidak taat Prokes akan kita minta untuk tes GeNose untuk memastikan bahwa dia bebas covid-19” tegas dia.
Sehingga bagi penumpang kapal yang ingin menyebrang melalui pelabuhan Lembar, itu diberikan dua pilihan. Bisa menggunakan rapid antigen maupun GeNose itu sendiri. Dengan tarif tesnya sekitar Rp 40 ribu. Tetapi ketika yang bersangkutan dites menggunakan GeNose dan hasilnya reaktif, maka dia harus dites menggunakan rapid antigen.
“Keterangan medis, itu apabila GeNosenya reaktif, dia harus ditingkatkan ke antigen” kata Samiun kembali menegaskan.
Sementara itu, salah seorang petugas GeNose di pelabuhan Lembar menjelaskan bahwa setelah misalnya ditemukan seorang yang hasil GeNosenya poitif, maka alat pendeteksi yang digunakan itu harus langsung diganti. Guna mengantisipasi kontaminasi yang bisa saja diakibatkan.
“Setiap ada terdeteksi yang positif, alat ini harus diganti supaya tetap steril. Kalau untuk kantongnya sendiri kan itu hanya untuk sekali pakai dan langsung dibuang” tandas Fauzi.