Lombok Timur (Inside Lombok) – Sebanyak lima orang Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) kabur saat menjalani pelatihan kerja di gedung Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) PT Citra Karya Sejati bertempat di Malang, Jawa Timur. Tiga orang CPMI merupakan warga NTB, salah satunya asal Lombok Timur (Lotim).
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu 9 Juni 2021 lalu. Di mana, lima orang CPMI mencoba kabur dari ketinggian 14 meter gedung BLKLN. Para CPMI kabur dari lantai empat dengan menggunakan kain sprei dan selimut, akan tetapi kain yang digunakan tidak sampai menyentuh tanah.
Sehingga tiga orang CPMI asal NTB mengalami luka berat yakni patah tulang dan patah tulang rusuk. Adapun identitas CPMI asal NTB yakni Fauziah alamat Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Minanti alamat Desa Jaya Makmur, Kecamatan Lapanggah, Sumbawa. Serta Baiq Indriani alamat Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lotim.
Para CPMI tersebut dari lantai empat karena diduga ada pihak luar yang menjanjikan mereka pekerjaan dan gaji yang lebih baik. Sehingga para CPMI tertarik dan memutuskan untuk kabur dari gedung.
“Tidak mungkin CPMI tersebut akan loncat dari tempat yg tinggi dan kabur jika tidak diperlakukan dengan manusiawi saat pelatihan,” ucap Usman Sakti, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) NTB kepada Inside Lombok, Rabu (17/06/2021).
Usman menilai ada kejanggalan pada kejadian tersebut. Untuk itu ia meminta agar kejadian tersebut tetap diproses dan diselidiki. Agar tidak ada lagi CPMI yang menjadi korban. Pihaknya akan tetap mengawal, membela dan melindungi para CPMI.
“Tetap harus diproses, PMI harus dilindungi dan di berikan semua haknya.Kita SBMI siap membela CPMI tersebut, karena SBMI seluruh Indonesia inginnya kasus ini dibuka dan diproses secara jelas,”katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (PPTK) Disnakertrans Lotim, Achmad Wardi membenarkan bahwa terdapat salah satu warga Lotim dalam kejadian tersebut. Warga Lotim atas nama Baiq Indriani mengalami retak tulang pada bagian kaki, sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit di Kota Malang.
“Indriani ini tidak ilegal, ia berangkat sesuai dengan prosedur. Untuk itu, kita langsung bergerak cepat berkoordinasi dengan pihak terkait dan juga menghubungi keluarganya,” katanya di ruangannya.
Dari informasi yang didapatkan pihak Disnakertrans dari BLKLN, Baiq Indriani nekat melakukan aksi kabur dari tempat penampungan, itu dikarenakan terdapat pihak luar yang melakukan intervensi untuk berangkat lebih cepat.
“Mereka itu tergiur dengan janji itu, sehingga mencari cara keluar dari tempat penampungan. Itu informasi yang kami dapatkan,” katanya.
Pihak Disnakertrans juga telah berkoordinasi dengan Baiq Indriani dan juga pihak rumah sakit tempat dirawatnya. Dari hasil koordinasi melalui telepon video (Video Call) dengan Indriani terkait kondisinya, bahwa Indriani mengalami retak tulang dan akan dioperasi ringan.
“Kita langsung temui keluarganya untuk meminta rekomendasi apakah anaknya diizinkan menjalani operasi atau tidak. Alhamdulillah orangtuanya mengizinkan,” jelasnya.
Achmad mengatakan bahwa Indriani akan segera dipulangkan setelah menjalani operasi dan perawatan di Malang.