Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat terus melakukan inovasi-inovasi baru. Kali ini, Dikbud Provinsi NTB mencanangkan sebuah program kebijakan baru yakni Sabtu Budaya.
Kepala Dinas Pedidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat H Aidy Furqan mengatakan, program tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta dan nilai positif bagi siswa dan masyarakat terhadap budaya leluhurnya.
“Pendidikan seni dan budaya, baik tradisional maupun kreatif perlu dikembangkan di lingkungan pendidikan dan masyarakat,” katanya, Rabu (23/6/2021).
Selain itu, menurut Aidy, program Sabtu Budaya ini adalah untuk meningkatkan budaya gotong royong di lingkungan sekolah. Dengan begitu, siswa memiliki nilai-nilai gotong royong dan peduli kebersihan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
“Kita ingin menguatkan lagi budaya gotong royong di kalangan siswa untuk menata lingkungan sekolah, bertanggung jawab terhadap kelasnya, terhadap kamar mandi, terhadap halaman, dan seterusnya,” ujar Aidy.
Hal ini juga bisa menjadi media pembelajaran yang dilakukan minimal sekali dalam sebulan dengan masyarakat. Pasalnya, ia menilai sejauh ini hubungan masyarakat dengan pendidikan masih agak renggang.
“Dengan Sabtu Budaya ini harapannya hubungan masyarakat dan pendidikan dapat erat kembali,” ucapnya.
Ia menjelaskan, program Sabtu Budaya ini rencananya akan kita mulai pada tahun ajaran baru mendatang. Nantinya, setiap hari Sabtu sekolah diminta untuk menjalankan kegiatan Sabtu Budaya selama dua jam pelajaran.
“Jadi setiap Sabtu itu selama dua jam pelajaran tidak ada aktivitas belajar. Melainkan diganti dengan berkesenian, berkebudayaan, permainan, dan olahraga,” terangnya.