25.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaKapolres Bantah Ada Penjemputan Paksa di RSUD Kota Mataram

Kapolres Bantah Ada Penjemputan Paksa di RSUD Kota Mataram

Kapolresta Mataram membantah adanya penjemputan paksa dari keluarga almarhum TGH Fathurrahman. (Inside Lombok/Istimewa)

Mataram (Inside Lombok) – Ratusan warga Sekarbela mendatangi RSUD Kota Mataram. Kedatangan warga disebut bukan untuk menjemput paksa pasien, melainkan sebagai bentuk belasungkawa atas meninggalnya tokoh agama yaitu TGH. Fathurrahman.

“Kejadian kemarin itu informasi dari yang saya dapatkan pukul 12 malam. Ada masyarakat dari Sekarbela berada di rumah sakit. Tujuannya adalah ingin melihat salah satu tuan guru yaitu TGH Fathurrahman yang meninggal dunia tadi malam. Saya tekankan di sini tidak ada penjemputan secara paksa pasien,” kata Kombes Pol Heri Wahyudi dalam rilis yang disampaikan Sabtu (31/7) di Polres Mataram.

Ia menerangkan, kerumunan warga Sekarbela di RSUD Kota Mataram juga terjadi karena adanya kesalahpahaman ketika keluarga pasien meminta untuk dilakukan PCR. Selain itu, tidak ada kendaraan yang dirusak warga. Namun dipastikan, kerumunan yang terjadi sudah mematuhi protokol kesehatan (prokes).

“Jadi, awal mulanya terjadi kesalahpahaman dari pihak anaknya ini meminta untuk dilakukan PCR. Pihak rumah sakit mengantar jenazah Almarhum ke rumahanya di Sekarbela,” katanya.

Ia mengakui, jumlah masyarakat yang datang ke RSUD Kota Mataram cukup ramai. Kondisi ini karena warga Sekarbela menunjukkan rasa cintanya dan merasa kehilangan kepada tokoh agama tersebut. Selain itu, di masing – masing fasilitas kesehatan sudah ada penjagaan dari aparat kepolisian. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian tersebut.

“Tetapi yang ada adalah pengantaran dari masyarakat yang merasa kehilangan karena almarhum adalah tuan guru di Sekarbela. Memang ramai karena kecintaan masyarakat,” kata Heri.

Pada saat dimandikan kata Heri, pihak keluarga diberikan kesempatan untuk ikut serta. Karena rumah sakit sudah menyiapkan 10 unit APD untuk anggota keluarga.

“Tapi tetap prosedur kesehatan. Yang mengantar juga menggunakan APD dan bahkan kita di rumah sakit punya 10 APD untuk keluarga almarhum ketika dimandikan,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa protokol kesehatan tetap dilaksanakan. Almarhum diantar ke rumahnya di Sekarbela. Selain itu juga dikawal aparat keamanan.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer