Lombok Timur (Inside Lombok) – Untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB) di Lombok Timur (Lotim) yang masih terbilang cukup tinggi, Pemerintahan Daerah (Pemda) Lotim gandeng TNI-Polri.
Bupati Lotim, H M Sukiman Azmy mengatakan, AKI/AKB yang terjadi di Lotim 70 persennya terjadi di rumah sakit, hal itu diakibatkan lambatnya proses pelayanan yang ada di pelayanan kesehatan di tingkat bawah untuk segera merujuknya ke rumah sakit.
“Informasinya proses pemindahan pasien di institusi tingkat bawah terlambat, sehingga pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam pendarahan atau kritis. Itu yang menyebabkan kematian di rumah sakit cukup tinggi,” jelas Sukiman, Selasa (28/09/2021).
Untuk itu, Pemda Lotim menggandeng TNI-Polri untuk mengawal ibu melahirkan di setiap desa dengan diwakili oleh Babinsa dan Polmas. Sehingga nanti tidak hanya Kepala Desa dan Kepala Puskesmas yang akan bertanggungjawab.
“Untuk itu kita MoU, yakni untuk meminimalisir AKI/AKB,” katanya.
Sukiman berterima kasih kepada Kapolres Lotim dan Dandim 1615 Lotim yang telah bersedia untuk membantu Pemda Lotim pada sektor kesehatan tersebut.
Selain itu, Sekretaris Daerah, M Juaini Taofik mengatakan, satu saja kematian ibu yang terjadi akan mengakibatkan skor yang meningkat untuk AKI/AKB yang ada di Lotim. Dari laporan yang diterima, terdapat 157 per 100.000 kelahiran AKI/AKB yang ada di Lotim.
“Itu kelihatan angkanya rendah, tapi dalam standar WHO itu merupakan angka yang tinggi,” jelasnya.
Angka kematian ibu melahirkan di rumah sakit tercatat sekitar 70 persen. Hal itu dikarenakan lambatnya rujukan yang diakibatkan oleh keluarga waris dari pasien yang terlambat menentukan apakah mau dirujuk atau tidak.
“Maka itu kita gandeng TNI-Polri untuk membantu Kepala Desa mengadvokasi keluarga pasien agar mau dirujuk dengan segera ke rumah sakit,” paparnya.
TNI-Polri sendiri sudah siap dalam membantu Pemda Lotim dalam meminimalisir masalah tersebut. Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan MoU dengan Pemda Lotim.