Mataram (Inside Lombok) –Hujan yang mengguyur Kota Mataram dan sekitarnya Selasa (2/11) siang kemarin, mengakibatkan genangan di sejumlah titik. Genangan yang terjadi juga hingga memasuki rumah warga.
“Titik (genangan) lama sudah tuntas. Titik baru yang muncul karena sampah kriman dari air banjir itu nyangkut di gorong-gorong. Itu yang membuat sumbatan. Sehingga ketika angkat surut dia (genangan),” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Miftahurrahman, Rabu (3/11) di Mataram.
Ia menyebutkan, kawasan yang tergenang akibat hujan deras beberapa hari terakhir antara lain simpang empat Monjok, Karang Taliwang, Karang Seraya dan kawasan lainnya. Dijelaskan, genangan yang terjadi di Karang Seraya disebabkan debit air Sungai Brenyok naik. Dipastikan, luapan air sungai tersebut tidak menyebabkan banjir namun hanya genangan.
“Tapi ketika air Sungai Brenyok surut, surut dia airnya. Itu hanya genangan. Kalau banjir kan 24 jam. Kalau genangan kan tidak sampai setengah jam,” tegas Miftah.
Menurutnya, karena hujan yang cukup lebat hampir semua wilayah mengalami genangan. Akan tetapi, setelah hujan reda genangan yang terjadi langsung surut.
“Setelah selesai hujan. surut dia di titik-titik baru. Karena sampah banyak terhanyut. Terus nyangkut di gorong-gorong,” katanya.
Banyaknya sampah yang menyangkut di gorong-gorong tersebut, diangkut oleh petugas Dinas PUPR Kota Mataram. Sampah yang berhasil diangkat oleh petugas setelah hujan reda bahkan mencapai enam truk.
“Kemarin dinaikkan dulu saja. Sekarang kita angkut,” katanya. Mifta mengklaim pembangunan yang sudah dilakukan bukan penyebab terjadinya genangan. Terlebih selama ini sistem yang sudah dijalankan cukup membantu untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kecuali di empat lingkungan seperti di Abian Tubuh, Karang Pandai, Karang Parwa itu memang kondisi rumah dibawah saluran. Jadi lebih tinggi saluran daripada rumah. Termasuk lebih tinggi jalan,” katanya.
Sehingga jika hujan lebat kembali terjadi maka air sungai akan masuk ke rumah warga. Selain itu, saluran pembuangan limbah masyarakat setempat disebut lebih rendah dari saluran yang ada. Hal ini juga menyebabkan .air sungai masuk ke perumahan melalui saluran tersebut. “Ketika airnya melebih kapasitas itu yang masuk,” katanya.
Menurutnya, kondisi di Karang Seraya itu diniali cukup darurat. Penanganan sementara yang dilakukan dengan membuat parkisdam atau mengisi pasir dalam karung untuk menambah tinggi saluran. “Sementara ini supaya tidak air di Sungai Brenyok tidak naik ke rumah warga,” ujarnya.
Tanggul yang akan dibuat yaitu setinggi satu meter dan panjang sekitar 40 meter. “Selutut ukurannya segitu,” katanya. Pembuatan tanggul akan mulai dikerjakan pekan ini sehingga bisa mengantisipasi air masuk ke rumah warga pada musim hujan ini. “Tahun 2022 kita programkan untuk pembangunan talud,” pungkasnya. (azm)