28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaBahan Baku Kurang, Harga Minyak Goreng Diprediksi Terus Meningkat

Bahan Baku Kurang, Harga Minyak Goreng Diprediksi Terus Meningkat

 

Pedagang minyak curah di salah satu pasar tradisional di Mataram.(Inside Lombok/ist)

Mataram (Inside Lombok) –

Harga kebutuhan pokok masih stabil dan belum ada lonjakan yang cukup signifikan, kecuali minyak goreng dari Rp13 ribu per liter menjadi Rp18 ribu per liter. Kenaikan harga minyak goreng ini sudah terjadi sejak tahun 2020 lalu, dan belum ada penurunan hingga saat ini. Diprediksi, harga salah satu kebutuhan pokok tersebut akan sulit terjadi penurunan.

Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting Disdag Kota Mataram, Sri Wahyunida Senin (15/11) di Mataram mengatakan kenaikan harga minyak goreng ini disebabkan karena bahan baku seperti kelapa sawit yang mulai berkurang. Kelapa sawit yang digunakan, saat ini tidak saja untuk memproduksi minyak goreng melainkan biodiesel.

“Kenaikan minyak goreng itu dari tahun 2020 dia naik. terus-terusan naik sedikit-sedikit. kondisi ini disebabkan karena bahan bakunya yang kurang. Kelapa sawit banyak dialihfungsikan untuk kebutuhan yang lain,” katanya.

Untuk memastikan harga salah satu kebutuhan pokok tersebut, Dinas Perdagangan Kota Mataram sudah melakukan survey harga ke salah satu distributor minyak kemasan. Dari hasil survei harga yang dilakukan, kemungkinan untuk bisa normal kembali cukup sulit. Bahkan diprediksi harga minyak goreng akan terus terjadi peningkatan.

“Kenaikan harga minyak goreng ini kan tidak kelihatan. Naik Rp100-200, itu terus-terusan naik. Sampai kemungkinan dia (minyak goreng, Red) tidak akan turun harga,” ujarnya.

Ia menambahkan, Dinas Perdagangan akan melakukan koordinasi kembali terkait sampai kapan kenaikan harga minyak goreng akan terjadi. Karena kenaikan harga minyak goreng hampir merata terjadi baik untuk kemasan maupun curah.

“Ini aja yang curah naik apalagi yang kemasan. Minyak curah itu dari harga normalnya itu Rp 12 ribu kemudian naik menjadi Rp13 ribu menjadi Rp17-19 ribu di pasar tradisional,” ungkapnya.

Saat ini Dinas Perdagangan akan berupaya agar harga salah satu kebutuhan pokok tersebut tidak terus meningkat. Koordinasi yang dilakukan dengan Pemprov NTB dan pemerintah pusat. Sehingga pemerintah memiliki solusi untuk menekan harga minyak goreng tersebut.

“Ini karena bahan baku yang kurang. Nanti semoga ada solusi dari pemerintah terkait kenaikan harga ini,” harapnya.

Sementara terkait dengan persediaan, disebut masih aman. Dengan demikian, kenaikan harga yang terjadi disebabkan oleh bahan baku yang kurang. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer