29.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaPerlu Kolaborasi dan Komitmen Kuat Tingkatkan Literasi di NTB

Perlu Kolaborasi dan Komitmen Kuat Tingkatkan Literasi di NTB

Lombok Tengah (Inside Lombok) –

Penguatan literasi di Provinsi NTB dinilai perlu komitmen kuat dari semua pihak, baik itu pemerintah daerah maupun komunitas dan para pegiat literasi.

Demikian dikatakan Provincial Manager Inovasi untuk Anak Indonesia (INOVASI) Sri Widuri, saat kegiatan diskusi dan kampanye literasi yang dilaksanakan secara daring akhir pekan ini.

Karena itu, dia menilai Konsorsium NTB Membaca (KNTBM) akan menjadi aktor kunci di dalam penguatan literasi di NTB.

“KNTBM sudah bergerak lebih dulu untuk literasi ini. Tapi dalam membaca ada dua aspek penting, yakni minat membaca, ketersediaan buku bacaan dan kemampuan membaca. Dan selama ini kemampuan membaca ini masih menjadi masalah,” imbuhnya.

Berdasarkan survei INOVASI tahun 2019, hanya 37 persen siswa sasaran SD/MI kelas 1-3 yang telah memahami apa yang dibaca. Kondisi itu salah satunya dilihat dari banyaknya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ramai di awal-awal saja.

Namun pada akhirnya TBM tersebut sepi dan kurang diminati pagi. Persoalannya bukan karena TBM kurang menarik, melainkan karena anak-anak tidak memiliki kemampuan membaca atau tidak memahami apa yang dibaca.

“Sehingga pada akhirnya mereka merasa frustasi karena tidak bisa membaca apa yang ada di buku itu. Hanya gambar yang terlihat saja tapi tidak memahaminya,” ujarnya.

Padahal, lanjut Sri, kemampuan membaca adalah modal dasar bagi anak-anak untuk jadi pembaca mandiri. Oleh sebab itu, INOVASI yang merupakan program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia sangat mendukung keberadaan berbagai komunitas pendukung literasi seperti KNTBM.

Ke depan, KNTBM diharapkan bisa lebih fokus di dalam mengatasi masalah kemampuan membaca dalam program-program yang ada dalam KNTBM.

“INOVASI siap membantu untuk hak ini. Karena tanpa kemampuan membaca, akan sangat sulit merubah posisi literasi di NTB. Karena kemampuan membaca ini akan jadi pondasi awal dan berdampak pada kemampuan anak dalam mengelola emosi dirinya,” tandas Sri.

Senada dengan itu, perwakilan KNTBM Azhar Zaini mengatakan, minat baca di NTB sejauh ini sudah bagus. Tapi kemampuan membaca masih rendah khususnya kelas 1-3 SD/MI. Hal ini menjadi dilema. Karena anak-anak tersebut tetap naik kelas.

“Padahal, kalau melihat kelas 3 SD itu sudah harus sampai memahami makna yang ada dalam teks. Tapi kemampuan membacanya belum tuntas,” kata Aan.

Di satu sisi, perlakuan terhadap anak-anak yang sudah memiliki kemampuan membaca dan belum di dalam kelas disamakan. Hal ini menjadi persoalan lagi karena hal itu membuat anak-anak yang belum memiliki kemampuan membaca menjadi semakin jauh tertinggal.

“Kalau dilakukan survey lagi di masa Pandemi Covid-19 ini, saya sangat yakin kemampuan baca akan semakin terpuruk khususnya bagi anak-anak yang ada di pelosok,” ujarnya.

Sementara, Ketua KNTBM Lalu Sirajul Hadi dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya akan mengupayakan peningkatan kemampuan membaca anak-anak di NTB melalui KNTBM.

Terkait hal itu, akan dilakukan kampanye literasi tahap dua setelah kampanye tahap pertama pada bulan Februari 2021 lalu berjalan sukses. Kampanye literasi tahap pertama dilakukan secara offline menyasar 56 lembaga pegiat literasi dan sebagian besar sudah melakukan tindak lanjut dalam bentuk pendampingan literasi.

“Dari evaluasi, sudah tunjukkan hasil yang bagus dan berdampak pada peningkatan komitmen untuk mendukung akselerasi percepatan pendampingan literasi di masing-masing wilayah,” katanya.

Adapun dalam kampanye tahap dua ini, sasarannya yaitu kelompok, lembaga atau komunitas literasi yang konsen terhadap literasi yang belum mengikuti kampanye tahap pertama.

“Khususnya melakukan pendampingan terhadap siswa sekolah dasar yang memiliki kesulitan dalam kemampuan membaca,”katanya.

Karena literasi di NTB masih belum bagus. Sehingga kerja pendampingan literasi ini masih dibutuhkan dalam jangka panjang. Sehingga semua pihak diharapkan mengambil peran sesuai dengan kemampuan dan area yang dimiliki. (irs)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer