Mataram (Inside Lombok) –
Dampak positif dari event internasional World Superbike (WSBK) dan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) yang digelar akhir pekan kemarin tidak dirasakan oleh semua pelaku usaha di Pulau Lombok. Salah satunya pengrajin Mutiara di Kota Mataram.
Salah seorang pelaku Mutiara di Kota Mataram, Hj. Rini mengungkapkan selama WSBK tidak ada pengunjung yang datang ke lapaknya. Hal ini diakui dipengaruhi oleh kurangnya promosi yang dilakukan.
Meskipun pemerintah Kota Mataram sudah membuat kegiatan pameran Mutiara. Namun tidak memberikan dampak sama sekali. “Kita diundang ke acaranya itu. Ada lapak yang kita dapatkan, tapi tidak ada pembeli kata karyawan saya. Makanya tidak ikut kesana jualan,” kata Hj. Rini.
Dengan sepinya pembeli pada saat event WSBK kemarin, toko emas mutiara tersebut dijadikan sebagai pembelajaran. Sehingga pada event MotoGP tahun 2022 mendatang kunjungan bisa lebih meningkat. “Semoga lebih baik lagi saja. Pengunjung ada yang datang ke sini satu dua,” harapnya.
Selama ini, promosi yang dilakukan hanya menggunakan sistem online. Selain itu, untuk memaksimalkan penjualan dia juga membuka reseller. Sehingga omzet yang dihasilkan lebih banyak dari penjualan online.
“Kita sudah ada pelanggan tetap ya. Jadi kita kebanyakan jualnya melalui online. Kalau yang datang tidak ada,” ujar Rini. Ia berharap pemerintah membantu untuk mempromosikan Mataram Craft Center (MCC). Sehingga ke depan, para wisatawan banyak yang datang untuk berkunjung ke pusat pengrajin emas mutiara tersebut.
Sementara itu, Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan dampak secara langsung dinilai tidak bisa disebutkan. Pasalnya, para pengunjung lebih banyak terpusat perhatiannya terhadap Sirkuit Mandalika.
“Dampak itu kan tidak bisa kita nilai instan. Tamu yang datang itu terpesona oleh bagaimana informasi tentang Sirkuit Mandalika yang begitu membanggakan negara kita,” katanya.
Diterangkannya, meski saat ini banyak produk yang belum terjual pada saat event tersebut. Namun diharapkan pada event selanjutnya para pelaku usaha sudah menyiapkan produk berkualitas lainnya. Sehingga para pengunjung bisa menghabiskan uangnya untuk memburu oleh-oleh di Lombok.
“Kita tidak berharap instan. Tapi paling tidak kita menyiapkan. Kedepan ini produk-produk yang diminati oleh wisatawan datang. Sehingga kita lebih siap lagi,” ujar Martawang. (azm)