Lombok Barat (Inside Lombok) – Dusun Karang Telage, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar menjadi salah satu daerah terdampak banjir Lobar pada awal Desember lalu. Hingga saat ini, ada sekitar 180 kepala keluarga (KK) masih harus mengungsi. Terlebih mereka yang tempat tinggalnya masih terendam air.
“Mudah-mudahan nanti ke depannya ada solusi atas persoalan ini. Karena di sini mamang datarannya agak rendah,” kata Kades Senteluk, Fuad Abdulrahman saat ditemui di lokasi pengungsian, Kamis (16/12/2021).
Untuk melakukan penanganan mandiri, diakuinya pihak desa membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga ia berharap ada solusi dari Pemda untuk pembangunan dan penataan irigasi di kawasan itu. Dengan begitu debit air yang terus bertambah saat hujan turun dapat dikurangi, hingga warga tidak tergenang lagi.
“Saya yakin, dengan adanya irigasi akan sedikit mengurangi air yang tetap tergenang di sini setiap tahun,” ujar Fuad.
Ia mengaku khawatir akan dampak jangka panjang banjir yang terjadi di kawasan itu. Karena ketika musim hujan, setiap tahunnya kawasan itu pun sering tergenang. Bahkan genangan baru bisa surut hingga 2-3 bulan.
“Kalau hujannya terus berlangsung, nanti airnya bukan surut, tapi debit airnya malah bertambah. Jadi kesimpulan yang kita harapkan adalah solusi jangka panjang,” harap Kades Senteluk ini.
Dirinya juga menyebut, kondisi genangan saat ini menjadi yang terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan hingga 10 hari pascabanjir 6 Desember lalu, sampai saat ini kawasan itu masih tergenang hingga sebetis orang dewasa.
“Sudah sering ini (tergenang) tiap tahun, tapi ini yang terparah sekarang ini,” ungkapnya. Bahkan, warga yang rumahnya tergenang, terlihat harus mendayung perahu untuk bisa mencapai pinggir jalan raya.
Pihaknya juga khawatir bila rumah warga terlalu lama tergenang dan mereka harus tetap mengungsi, potensi penyakit justru mengintai. Untuk itu pihaknya mengupayakan pasokan air bersih dan toilet darurat di sana.
Diakuinya, para pengungsi sempat mengeluhkan kebutuhan mereka akan toilet darurat tersebut. Namun saat ini fasilitas yang dibutuhkan sedang dibangun di pengungsian Dusun Karang Telage oleh Dinas PUPR Lobar. “MCK, air bersihnya tetap kita kontrol,” jelas Fuad.
Kadus Karang Telage, Husni pun menuturkan saat ini para pengungsi memasak secara sukarela di dapur umum yang dibangun seadanya dengan terpal. “Iya, warga masak sukarela di dapur umum, sehari bisa masak 30 kilogram,” ungkapnya. (yud)