Mataram (Inside Lombok) – Seluruh jalur pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) resmi ditutup, terhitung 1 Januari hingga 31 Maret 2022. Penutupan dilakukan selama ini tiga bulan sebagai antisipasi puncak cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada awal 2022 nanti.
Kepala TNGR, Dedy Asriady mengatakan prakiraan cuaca dari BMKG menjadi pertimbangan pihaknya, mengingat adanya potensi cuaca cuaca ekstrim seperti angin kencang, hujan lebat serta banjir di Lombok. Terlebih saat ini kawasan Gunung Rinjani sedang dalam pemulihan ekosistem. Karena itu jalur pendakian ditutup sementara waktu hingga kondisi cuaca membaik.
“Seluruh jalur pendakian TN Gunung Rinjani ditutup, terhitung mulai 1 Januari sampai 31 Maret 2022,” ujar Dedy Asriady kepada Inside Lombok, Senin (27/12).
Jalur yang ditutup meliputi jalur wisata pendakian Senaru, Lombok Utara; jalur pendakian Torean, Lombok Utara; jalur pendakian Sembalun, Lombok Timur; jalur pendakian Timbanuh, Lombok Timur; jalur Pendakian Tetebatu, Lombok Timur; dan juga ada jalur pendakian Aik Berik, Lombok Tengah;
“Bagi pengunjung akan melakukan pendakian di 30 Desember 2020, diwajibkan untuk segera turun atau cek out maksimal pada 2 Januari 2022 di masing-masing jalur pendakian,” terangnya.
Sementara itu, sesuai dengan pengumuman nomor PG.15/T.39/TU/KSA/11/2021 tanggal 19 November 2021 perihal penutupan destinasi wisata alam TN Gunung Rinjani. Kemudian untuk penutupan destinasi wisata non pendakian TN Gunung Rinjani terhitung mulai 29 November 2021 sampai dengan 31 Maret 2022.
“Air terjun Jeruk Manis, air terjun Mayung Polak, air terjun Mangku Sakti ditutup juga dari November kemarin. Dikhawatirkan nanti terjadi sesuatu, itu kami tidak inginkan,” ucapnya.
Kendati demikian, ada beberapa destinasi yang masih tetap dibuka. Antara lain Otak Kokoq Joben, Joben Ecopark (JLEP), Telaga Biru, Treng Wilis, Ulem-Ulem, Gunung Kukus, Tangkok Adeng, Bukit Malang, Savana Propok, Sebau, Bukit Gedong, Bukit Telaga, Bukit Lincak, Bukit Kanji, dan Jalur Sepeda. (dpi)