Mataram (Inside Lombok) – Meski kondisi pandemi Covid-19 masih melanda hingga saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Kebahagiaan di Indonesia pada 2021 secara umum mengalami peningkatan dibanding 2017 lalu. Sayangnya, NTB masuk dalam daftar urutan empat dari bawah untuk indeks kebahagiaan tersebut.
Untuk indeks kebahagiaan menurut provinsi 2017 dan 2021 tercatat 10 provinsi mengalami penurunan. Antara lain Aceh, Riau, Sumatera Selatan, dan Bengkulu untuk kawasan Sumatera. Selain itu untuk kawasan Jawa-Bali-NusaTenggara yang turut mengalami penurunan Indeks Kebahagiaan yaitu DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Sementara untuk kawasan kalimantan terdapat pada Provinsi Kalimantan Timur.
“Itu data dasarnya mengambil 2017-2021. berarti nanti kita ikhtiar rilis 2025. Melihat ke belakang di 2018, NTB mengalami gempa, 2019 rehab-rekon (dampak gempa), kemudian 2020 sampai 2021 ada (pandemi) Covid-19,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H Lalu Gita Aryadi, Selasa (4/1).
Jika NTB masuk dalam urutan empat dari bawah pada indeks kebahagiaannya, dinilai lantaran situasi bencana yang melanda sejak 2018. Tentunya masyarakat tidak merasa senang saat itu, kemudian di 2019 tahap rehab-rekon yang mana dalam tahap perbaikan. Kemudian di awal 2020 masuk lagi bencana pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga awal 2022.
“Artinya, kalau ditanya susah tidak hidup, ya susah,” ungkap Sekda. Ia menilai, andai saja tidak ada gempa pada 2018 lalu, tentu masyarakat akan lebih bahagia hingga saat ini.
Dengan digelarnya beberapa event seperti WSBK di 2021 dan di 2022 mulai MotoGP dan event event lainnya, diharapkan menjadi awal kesenangan dan kebahagian masyarakat NTB.
“Berdoa mudah-mudahan 2025 tidak ada musibah apapun. Masyarakat NTB riang bergembira, besok kita akan berada pada peringkat pertama 2025. Paling bahagia kita, karena faktanya kemarin kita ada gempa dan sebagainya,” tandas Sekda.
Sementara itu, data BPS mencatat penduduk perkotaan memiliki nilai indeks kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan. Kondisi ini konsisten terjadi pada periode 2017 dan 2021. Di mana tercatat untuk 2021, indeks kebahagiaan penduduk perkotaan lebih tinggi 0,56 poin dibandingkan pedesaan. Sementara pada 2017 capaian indeks kebahagiaan penduduk perkotaan lebih tinggi 2,07 poin dibanding pedesaan. (dpi)