Lombok Barat (Inside Lombok) – Sekitar 14 desa wisata di Lombok Barat dinilai layak untuk menyediakan homestay berbasis warga. Khususnya untuk menampung penonton MotoGP. Namun, penyedia homestay dituntut harus memberikan fasilitas yang sesuai dengan standarisasi dari Kemenparekraf RI.
“Standarisasi itu ditentukan oleh Kemenparekraf dan pelaku industri pariwisata,” ujar Sekdis Dispar, H. Khalid saat ditemui di kantornya, Kamis (20/01/2022). Pihaknya pun telah menerjunkan tim untuk melakukan pendataan. Termasuk para Pokdarwis di masing-masing desa.
“Homestay itu ada dua sebenarnya, homestay industri dan homestay berbasis masyarakat. Ini yang sedang kita data,” ujarnya. Standarisasi kelayakan untuk homestay berbasis warga itu disebut Khalid meliputi standar kebersihan, akses air bersih, hingga akses menuju lokasi dan yang lainnya.
“Ini standarisasi yang harus kita cermati. Karena takutnya kalau itu tidak terpenuhi, kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan bisa berkurang,” bebernya.
Untuk membantu promosi homestay yang telah terbangun, pihaknya pun akan coba menggaet wisatawan melalui berbagai event dan atraksi yang akan digelar selama event MotoGP nanti.
Bahkan, lanjut Khalid, ada asosiasi camping ground yang sudah datang ke Dispar untuk melihat lokasi-lokasi yang layak untuk camping ground. Rencananya asosiasi tersebut akan membawa sekitar 1.000 wisatawan untuk menginap di wilayah Lombok Barat nantinya.
Camping ground ini dipilih, untuk membantu mengurangi biaya yang harus mereka keluarkan. Bila nantinya para tamu yang tidak kebagian kamar hotel atau homestay harus dialihkan ke Bali.
“Mereka sudah keliling melihat lokasi, ke Gunung Jae, Sesaot dan Gili Gede. Jadi pilihannya mau di mana nanti tergantung tamu itu,” pungkas Khalid. (yud)