Mataram (Inside Lombok) – Masa pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir hingga dua tahun lamanya. UMKM pun mengalami pasang surut dalam menjalankan usaha. Untuk itu, di kondisi sulit saat ini pelaku usaha harus mampu berinovasi. Salah satunya dengan digitalisasi atau memasarkan produk secara online.
Ketua Lombok Woman Preneur Club (LWC), Indah Purwanti menerangkan banyak UMKM memanfaatkan media pemasaran secara online, sehingga berdampak pada pendapatan mereka. Dicontohkan seperti UMKM untuk produk kuliner yang bisa mempertahankan pendapatan mencapai 50 persen di masa pandemi, setelah melakukan digitalisasi pemasaran dan penjualan.
“Digitalisasi membuat UMKM melihat perubahan perilaku konsumen. Sehingga mereka menciptakan produk inovasi sesuai dengan kondisi saat ini memanfaatkan digital,” ujar Indah Purwanti, Kamis (10/2).
Terlebih ditengah kondisi adanya varian baru Omicron yang merajalela, pergerakan masyarakat semakin berkurang. Bahkan beberapa perusahaan sudah memberlakukan kerja di rumah. “Orang-orang kebanyakan menggunakan gadget sekarang, jadi mau tidak mau kita pengusaha juga harus beradaptasi dengan itu,” terangnya.
Pada kondisi sekarang ini menjadi situasi yang bagus untuk para UMKM bisa mengembangkan usaha mereka. Bahkan sudah banyak pelaku usaha yang beralih ke digitalisasi agar usaha mereka bisa tetap bertahan dan berjalan meskipun di tengah pandemi.
Apalagi UMKM kini memanfaatkannya sebagai peluang baru. Seperti produk kuliner yang mulai diolah dengan aneka olahan frozen food, paket isolasi mandiri, paket makanan dan minuman yang bisa meningkatkan imun tubuh, hingga paket promo di berbagai aplikasi ojek online dan sebagainya.
“Tinggal sesuaikan dengan produk usahanya masing-masing, ini bisa terus tumbuh positif, marketing digital terus dimanfaatkan. Tentunya dengan promosi yang menarik dan beragam,” jelasnya.
Sementara itu, ketua Ikatan Ahli Boga (Ikaboga) NTB, Roro Ariani menerangkan peningkatan penjualan diproyeksi mencapai 50 persen dengan menggunakan digital. Bahkan peningkatannya sangat bagus setelah para anggota Ikaboga memanfaatkan digitalisasi.
“Digitalisasi memberikan kemudahan bagi UMKM, seperti jangkauan pasar lebih luas. Pembeli bisa lebih mudah mencari kuliner yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya,” tuturnya.
Dikatakan, sekarang ini tinggal bagaimana mendorong sebagian anggota lainnya yang masih belum beralih ke digitalisasi usaha. Bukan karena mereka enggan, hanya saja kemampuan digitalisasi yang berkaitan langsung dengan gadget bagi UMKM awal teknologi jelas membutuhkan waktu lebih lama.
“Kita masih terus ajarkan ke ownernya langsung atau melalui anak-anaknya maupun karyawan,” tandasnya. (dpi)