Lombok Barat (Inside Lombok) – Semakin dekat jelang perhelatan MotoGP, homestay berbasis warga yang dicanangkan Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar disebut masih sepi bookingan. Pasalnya, program itu dinilai masih minim promosi dan rata-rata bookingan didominasi oleh hotel berbintang. Di mana angka bookingan itu, saat ini sudah mencapai 79,8 persen.
Ketua Komisi II DPRD Lobar, Abu Bakar Abdullah meminta agar dinas terkait dapat membantu menggencarkan promosi hotel-hotel kecil, maupun rumah warga yang telah disiapkan untuk menjadi homestay tersebut. Terlebih, pendataan telah dilakukan jauh-jauh hari.
“Jangan sampai pemilik homestay sudah berbenah, warga sudah diminta mempersiapkan rumahnya, tapi tidak ada pesanan,” ketus Abu belum lama ini. Ia berharap, dengan waktu yang tersisa saat ini, Pemda Lobar bisa lebih meningkatkan promosi untuk menjual potensi hotel-hotel kecil dan homestay ini.
Akomodasi yang disediakan warga tersebut kemudian bisa menjadi alternatif para penonton yang belum kebagian kamar. Sebelum mereka memilih untuk menginap di daerah tetangga seperti Bali. “Pemda harus lebih gencar lagi mempromosikan mereka,” pesan Abu.
Diterangkan, dari hasil pertemuannya dengan para pelaku dan asosiasi hotel di Senggigi, tingkat hunian kamar dilaporkan telah mencapai 10 ribu lebih. Sehingga dari jumlah kurang lebih sekitar 23 ribu kamar hotel di Lombok, yang saat ini masih tersisa kurang lebih sekitar 12 ribu kamar yang belum terisi.
“Tapi ini pun yang dipesan hotel-hotel berbintang, bagaimana dengan hotel non-bintang, termasuk homestay dan rumah warga?” tanya politisi dari PKS ini.
Pihaknya mewanti-wanti, jangan sampai yang merasakan dampak dari perhelatan MotoGP ini hanya hotel-hotel besar saja. Tetapi hotel-hotel kecil dan homestay hanya menjadi penonton. Padahal, sejak ada wacana desa wisata di Lobar akan dijadikan sebagai homestay berbasis warga, Pemda Lobar sudah melakukan pendataan.
“Pelaku usaha, mau hotel kecil, homestay, atau rumah warga yang telah disiapkan juga harus merasakan dampaknya,” ujar dia.
Sementara itu, Kadispar Lobar, H. M. Fajar Taufik menjelaskan bahwa tingkat hunian di Lobar sudah mencapai 79,8 persen. Di mana angka ini mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya berkisar di angka 74 persen.
Namun terkait dengan promosi homestay yang telah dicanangkan pihaknya akan dibuka di 14 desa wisata di Lobar, ia mengaku timnya telah turun melakukan pendataan di lapangan. “Tapi karena belum lengkap untuk bisa diajukan ke pusat, jadi kita data ulang lagi,” ungkap Fajar.
Dirinya mengaku, bila nanti homestay tersebut telah memenuhi standar dan kelengkapan, maka akan langsung dipromosikan. (yud)