26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaHarga Kedelai Naik, Produsen Pilih Perkecil Ukuran Tempe

Harga Kedelai Naik, Produsen Pilih Perkecil Ukuran Tempe

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Harga kedelai di pasaran mengalami kenaikan. Kondisi ini berdampak terhadap produksi tempe di Dusun Prandap, Desa Bunut Baok, Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).

Salah satu pengusaha tempe, Zuhri menuturkan sejak satu bulan terakhir harga kedelai naik terus dari kisaran Rp700 ribu per kuintal menjadi Rp1 juta lebih. Kenaikan harga kedelai sangat memberatkan pelaku usaha tahu dan tempe. “Ini sangat memberatkan kami,” tuturnya saat di temui di Praya, Senin (28/2).

Meski harga kedelai naik, para pelaku usaha tetap berproduksi. Untuk tetap mendapatkan keuntungan, para pelaku usaha memperkecil ukuran produksi. “Kita perkecil ukuran tempenya. Mau tidak mau kita lakukan ini meski pembeli komplain, tapi saya jelaskan harga kedelai naik,” ungkapnya.

Kenaikan harga bahan pokok ini juga berdampak bagi omzet yang mereka peroleh. Di mana, biasanya omzet yang diperoleh mencapai Rp800 ribu, saat ini menurun hingga 50 persen. “Kalau kita mogok produksi, untungnya kan tidak ada, dari omset biasanya dapat 800 Ribu kini berkurang 50 persen lah,” katanya.

Ia menambahkan, jumlah kedelai yang diproduksi setiap hari mencapai 100 kilogram. Jumlah produksi masih tetap dijalankan setiap hari, namun ukuran tempe yang diperkecil. “Tapi kita perkecil ukurannya. Kalau kita berhenti produksi kita mau kerja apa sementara ini,” ucapnya.

Untuk mensiasati pembiayaan produksi kita mengurangi pekerja, yang biasanya bekerja bertiga sekarang kita kerjakan sendiri. Ia berharap pemerintah secepatnya mengambil tindakan untuk menurunkan harga kedelai. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer