32.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaBerita UtamaPedagang di Pasar Seni Sesela Harapkan Buah Manis MotoGP

Pedagang di Pasar Seni Sesela Harapkan Buah Manis MotoGP

Mataram (Inside Lombok) – Eksistensi para perajin dan penjual suvenir di Pasar Seni Sesela seperti meredup beberapa tahun belakangan. Event MotoGP yang digelar di Mandalika Lombok Tengah tahun ini pun menjadi harapan bangkitnya geliat usaha kerajinan tersebut. Sayangnya, para pedagang di Pasar Seni itu belum merasakan dampak positif dari event-event internasional yang berlangsung.

“Dampaknya belum sama sekali kami lihat dan kami rasakan. Kami melihat saja belum, apalagi kami merasakan,” ujar Marketing Pasar Seni Sesela, H Abdul Hamid, Jumat (18/3). Beberapa waktu lalu diakui sempat singgah wisatawan kapal pesiar yang membuat para perajin dan penjual di sana sumringah. Namun sampai saat ini tidak ada lagi kunjungan wisatawan tidak lagi ada, bahkan untuk pasar domestik.

“Keadaan kami di Art Market Sesela Lombok Barat ya (sepi) seperti ini, tidak ada respon dari pihak-pihak terkait terutama pemerintah. Tidak ada memberikan respon pendukung, pelengkap daripada perjalanan wisata,” ujarnya.

Diterangkan, pasar seni bukan hanya menjual suvenir ataupun kerajinan saja, Melainkan juga workshop bagi para perajinnya. Ada 2 ribu orang perajin yang menyuplai beberapa produk kerajinan ke Pasar Seni Sesela, tetapi sejak beberapa tahun lalu mereka mengalami kemacetan produksi.

“Harapan kami terhadap Mandalika dan MotoGP, terutama pemerintah untuk lebih menghidupkan kembali pasar seni. Karena di belakang kami ada ribuan perajin,” tuturnya.

Pasar Seni Sesela sendiri diakui menjadi wadah yang bagus bagi para perajin memasarkan produk mereka. “Kami di sini bukan pengrajin saja, kami juga seniman langsung. Ada pagelaran budaya kita laksanakan. Banyak bidang-bidang yang dilaksanakan untuk mendukung event-even nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Lantaran kondisi di Pasar Seni Sesela terbilang sepi pengunjung, beberapa perajin dan penjual suvenir diakui banyak yang alih profesi. Baik menjadi tukang ojek, tukang proyek, dan lain sebagainya. “Yang masih aktif paling koperasi milik bersama (yang) jalan, untuk perkantoran, masjid, pasar khususnya untuk kerajinan cukli. Untuk yang selebihnya tidak ada,” ucapnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer