25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaKontrol Tarif Klinik di Gili Tramena, Pemda Diminta Buat MoU

Kontrol Tarif Klinik di Gili Tramena, Pemda Diminta Buat MoU

Mataram (Inside Lombok) – Standarisasi pusat pelayanan kesehatan di Gili Tramena (Trawangan, Meno, Air) disebut masih perlu peningkatan. Terutama agar masalah seperti tarif tidak terkontrol dan lain-lain yang sempat terjadi tidak terulang lagi. Terlebih saat ini geliat pariwisata di destinasi tersebut mulai menunjukkan tren positif.

Ketua Gili Association Hotel (GHA), Lalu Kusnawan menerangkan saat ini Gili Tramena mulai bergairah dengan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan domestik. Bahkan dalam sehari rata-rata 400-500 wisatawan datang menggunakan kapal cepat.

Dengan peningkatan kunjungan tersebut, perlu ada pembenahan fasilitas termasuk di bidang kesehatan. Sehingga saat ini sekaligus menjadi waktu yang tepat untuk pemerintah daerah (pemda) setempat turun, salah satunya untuk bisa mengontrol tarif klinik. Mengingat, tidak hanya untuk masyarakat di Gili tetapi para tamu yang datang. Apalagi Gili menjadi destinasi internasional.

“Saya minta biar ada kehadiran dari Dinas Kesehatan Pemkab Kabupaten Lombok Utara, pada khususnya bagaimana dia bisa bekerjasama dengan klinik,” ungkap Kusnawan, Senin (9/5).

Saat ini pariwisata Gili disebutnya sudah mulai bergerak setelah dua tahun lamanya terdampak pandemi Covid-19. Agustus ini rata-rata okupansi hotel bahkan mencapai 70 persen, termasuk untuk periode Mei yang masih menunjukkan persentase yang sama.

Tidak menutup kemungkinan jika tidak ada penutupan peraturan dari pemerintah kemudian dari pemerintah VoA (Visa on Arrival) yang berubah dari 32 negara ke 43 negara sudah dibuka, kunjungan tamu bisa signifikan. Khususnya untuk pasar wisman.

“Kalau kita berbicara sebagai destinasi internasional kan perlu fasilitas yang memadai yang bisa menjamin tamu. Cuma kan kita harus siapkan, dan Pemkab bertanggung jawab penuh seharusnya,” bebernya. Diterangkan Kusnawan, saat ini hanya ada satu klinik dan pustu untuk melayani masalah kesehatan masyarakat dan wisatawan di Gili.

Untuk itu dibutuhkan pusat pelayanan kesehatan yang terstandar di Gili Tramena. Jika dilihat kondisi seperti saat ini terutama KLU, mulai dari terkena dampak gempa kemudian pandemi, hanya ada klinik swasta beroperasi walaupun tidak banyak saat ini. Kemungkinan hanya 2 atau 3 klik saja.

“Nah itu bisa diajak kerja sama bikin MoU oleh Pemda. Kita punya Fakultas Kedokteran di Unram dan UNIZAR. Itu kan bisa diajak untuk bekerja sama, bikin MoU, kenapa tidak? Jadi kita butuh pemerintah hadir,” ungkapnya.

Saat ini, melihat kondisi Gili Tramena mulai banyak dikunjungi tamu. Terutama wisman yang datang dari Bali menggunakan kapal cepat. Dari berbicara pandemi memang kenaikannya itu sampai 40-50 persen.

“Kalau kita lihat dari kapasitas daya tampung Gili pada khususnya itu kan sekitar 7000 kamar, itu masih kurang daripada 40 persen tetapi kalau kita lihat ukur signifikan ini cukup signifikan,” tuturnya.

Sementara, jika berbicara di hari libur panjang tentunya bisa sebesar 40 sampai 60 persen, baik wisman maupun wisatawan domestik juga masuk. Dari 60 persennya rata-rata setiap hari 400-500 orang datang menggunakan kapal cepat. Kemudian ada beberapa kapal cepat yang beroperasi lebih dari satu kali.

“Pasca lebaran ada penurunan sedikit, tetapi Mei kita mulai naik. Juni, Juli, Agustus sudah naik. Bahkan beberapa properti itu sudah memasang tarif normal, semoga pariwisata pulih,” Imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer