27.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaAkses Jalan Tergusur Pembangunan Bendungan Meninting, Ratusan KK di Dusun Murpadang Terisolir

Akses Jalan Tergusur Pembangunan Bendungan Meninting, Ratusan KK di Dusun Murpadang Terisolir

Lombok Barat (Inside Lombok) – Ratusan kepala keluarga (KK) di Dusun Murpadang Desa Butik Tinggi, Gunungsari seperti hidup terisolir. Khususnya setelah jalan setapak yang selama ini menjadi akses vital warga tergusur oleh pembangunan mega proyek Bendungan Meninting.

Selain infrastruktur vital tersebut, kondisi SDN 3 Bukit Tinggi yang muridnya harus mengungsi lantaran bangunan sekolah mereka juga terdampak proyek bangunan juga menjadi perhatian. Terlebih kondisi itu telah dibiarkan tanpa solusi yang pasti hingga lima tahun belakangan.

Anggota komisi IV DPRD Lobar sekaligus Wakil Ketua Fraksi PPP, Jumarti menyebut pihak legislatif sejak tahun lalu sudah mendesak agar pembangunan sekolah dan jalan di Desa Bukti Tinggi itu bisa disegerakan oleh pihak terkait. Karena kondisi ini menyebabkan warga di Dusun Murpadang harus hidup terisolasi dan aktivitas harian mereka turut terhambat.

“Di sana ada 150 KK yang tinggal, tapi akses jalan setapak ke sana ikut tergusur,” tutur Jumarti saat dimintai tanggapan belum lama ini.

Diakui, ada jalur dari Bukit Tinggi untuk menuju ke Dusun Murpadang. Namun, jaraknya terlampau jauh, dengan kondisi medan yang juga dinilai berbahaya. Di mana jalan itu dulu dibangun oleh dirinya, pada saat wilayah tersebut dulunya masuk Desa Dasan Griya, Kecamatan Lingsar.

Jalan dengan lebar 3 meter yang dibangun itu pun kini kondisinya telah tergusur. Sehingga ia mendorong agar pembangunan jalan Bukit Tinggi ke Dasan Geriya dan Murpadang itu bisa dipercepat. Mengingat ini menjadi akses vital bagi masyarakat dalam beraktivitas.

“Seharusnya, sebelum pembangunan proyek itu dilakukan. Sarana dan prasarana vital, baik sekolah, jalan, tempat ibadah dan kuburan sudah harus disiapkan dulu,” ujarnya. Karena, kata dia, jangankan sekolah dan jalan, masjid hingga kuburan di daerah itu pun saat ini belum direlokasi.

Kades Bukit Tinggi, Ahmad Muttakin menyebut kondisi itu sudah berlangsung sejak tahun 2019. “Kalau rencana selesai (proyek bendungan) tahun 2024, ya sampai itu sudah lamanya terisolir, sejak tahun 2019,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Ia juga turut menyuarakan banyaknya fasilitas umum (fasum) yang juga belum terselesaikan saat ini. Sehingga pihaknya berharap, sebagai bentuk tanggung jawab pihak yang terkait dalam proyek itu, harus segera menyelesaikannya.

Karena puluhan hektare kawasan Bukit Tinggi terpakai untuk mega proyek bendungan tersebut. “Kalau Bukit Tinggi itu 60 persennya terpakai (lahan untuk bendungan), 40 persennya itu dua desa yang di Lingsar, Gegerung sama Dasan Geriya,” ungkap dia.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Lalu Asgar mengkonfirmasi terkait dusun yang terisolasi akibat akses jalan yang tergusur proyek bendungan. Bahwa saat ini, pihaknya sedang membangun jalan dari Murpadang ke Murpeji.

Di mana saat ini, jalan sepanjang 1 kilometer itu sedang dalam proses pengerjaan. Karena beberapa waktu lalu, pengerjaannya sempat terkendala cuaca, yang disebutnya lebih sering hujan. Sehingga kondisi itu turut memperlambat proses pengerjaan galian.

“Tapi pengerjaannya tetap jalan, itu sekitar satu kilometer panjangnya,” pungkas Asgar. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer