Lombok Tengah (Inside Lombok) – Sedikitnya 34 warga Desa Ubung, Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dilaporkan mengalami kerancuan nasi kaput atau nasi bungkus, Minggu (5/6) kemarin. Gejala yang muncul antara lain pusing dan mual-mual, hingga puluhan warga itu dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng, Suardi mengatakan dari 34 warga yang keracunan, saat ini tersisa 2 orang yang masih dirawat di puskesmas. Kejadian bermula saat rombongan warga tersebut berangkat melakukan ziarah ke makam Batulayar Lombok Barat dengan membawa bekal nasi bungkus.
Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, rombongan warga tersebut berangkat ziarah makam sekitar pukul 12.30 Wita, sekaligus memakan bekal nasi yang dibawa kemudian pulang. Sesampainya di rumah sekitar pukul 15.00 Wita, satu persatu korban merasa pusing dan mual-mual.
Pihaknya tidak bisa memastikan penyebab keracunan yang dialami puluhan warga tersebut, kerena belum dilakukan uji laboratorium. “Kami berencana melakukan pemeriksaan sampel makanan untuk mengetahui secara pasti penyebabnya,” katanya, Senin (6/6).
Dugaan sementara, penyebab keracunan adalah adanya bakteri yang tekandung dalam nasi bungkus yang dikonsumsi para korban. “Kami sudah minta petugas puskesmas untuk mengambil sampel dan dilakukan uji laboratorium di Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya berharap apapun jenis makanannya harus diperhatikan penyajiannya dan dipastikan kebersihannya. “Harus diperhatikan baik itu tempat, orang yang menyajikan makanan dan jenis makanan itu sendiri harus bersih,” lanjut Suardi.
Pihaknya juga menekankan kepada penyaji makanan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dikhawatirkan akibat diare dari yang bersangkutan membawa bakteri ke makanan yang disajikan.
“Orang yang menyajikan makanan baru habis dari toilet, misalnya, kemudian jangan langsung memegang makanan,” pungkasnya. (fhr)