Lombok Barat (Inside Lombok) – Minimnya tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dinilai menjadi salah satu penyebab banyaknya warga yang masih membuang sampah ke sungai di Batulayar. Menyikapi persoalan sampah tersebut, Camat Batulayar, Afgan Kusuma Negara mengharapkan peran seluruh pihak untuk sama-sama mengerti pentingnya menjaga kebersihan.
Salah satu upaya tersebut ditunjukkan antara lain oleh para santrinya di Ponpes Al-Muslimun NWDI Tegal, Desa Meninting, Kecamatan Batulayar. Mereka membantu menyediakan tempat sampah di titik-titik yang biasanya menjadi tempat menumpuknya sampah.
“Para santri membuat tempat sampah dari karung semen bekas yang akan kita sebar ke pelosok-pelosok dusun dan gang yang biasanya tempat orang buang sampah sembarangan,” tutur Afgan, Kamis (09/06/2022).
Kondisi ini juga disebutnya terjadi lantaran masih minimnya TPS yang disediakan pemerintah. Karena di Kecamatan Batulayar sendiri hanya ada satu TPST di Desa Senteluk. Fasilitas itu pun dinilai belum beroperasi maksimal. Kemudian, satu TPS baru yang ada di Senggigi berupa kontainer yang disiagakan.
“Jadi masyarakat itu sebenarnya membuang sampah sembarangan tidak sepenuhnya salah mereka. Tapi karena keterbatasan tempat sampah, sehingga mereka akhirnya membuang sampah sembarangan,” bebernya.
Dengan inisiatif para santri menyediakan tempat sampah, ia berharap bisa mengedukasi masyarakat. Terutama agar memanfaatkan barang-barang sederhana untuk jadi bak sampah. “Jadi tidak perlu membeli, tidak perlu juga menunggu dari DLH untuk diberikan bak sampah yang bagus-bagus. Pakai karung semen bekas saja bisa,” jelas dia.
Para santri itu pun diminta untuk menyediakan tempat sampah di kampung mereka masing-masing. “Yang sudah mengumpulkan karung ini baru 500 santri. Sementara totalnya sekitar 700 orang,” imbuh dia.
Tujuan utama kegiatan itu, diakui Afgan untuk meminimalisir jumlah sampah yang dibuang sembarangan di tiap dusun. Kemudian, untuk menambah jumlah bak sampah di tiap dusun. Sehingga bisa memudahkan masyarakat untuk mendapatkan tempat sampah.
“Sebab selama ini, kita (pemerintah) hanya menyalahkan masyarakat membuang sampah sembarangan. Tapi sebenarnya keberadaan bak sampah yang kurang,” tukas Afgan.
Selain itu, ia selaku pimpinan di Ponpes Al-Muslimun NWDI Tegal juga ingin mendidik anak-anak yang ada di sana agar cinta kebersihan dan peduli terhadap sampah sejak dini. Termasuk juga untuk mengasah kreatifitas memanfaatkan barang bekas supaya lebih bermanfaat.
“Agar setelah dewasa nanti terbiasa hidup bersih dan peduli lingkungan,” tandasnya. (yud)