Mataram (Inside Lombok) – Sampai saat ini NTB belum menerima stok vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dikirimkan Kementerian Pertanian. Padahal vaksin tersebut dibutuhkan untuk mencegah penyebaran PMK semakin meluas.
Sebelumnya Kementerian Pertanian diketahui telah mengirimkan 800 dosis vaksin PMK untuk diberikan pada ternak. Kepala Bidang Penyuluh Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (P3HP) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, Rahmadin menerangkan vaksin tersebut kemungkinan baru sampai beberapa hari lagi.
Kendati, pihaknya juga belum mengetahui berapa stok yang diterima NTB. Terlebih 800 dosis vaksin yang dikirimkan diakui belum mencukupi kebutuhan 19 provinsi yang menerima kiriman tersebut.
“Pemerintah pusat juga belum ada jumlah mengalokasikan ke kita, sebab di sana juga masih memetakan di mana yang provinsi mendapat jatah sesuai kasusnya. Nanti kita tunggu saja jumlahnya berapa,” ungkap Rahmadin, Selasa (21/6).
Nantinya, vaksin tersebut akan dialokasikan ke daerah di sekitar zona kasus, khususnya untuk ternak sapi perah yang dinilai rentan terjangkit PMK. “NTB ini tidak ada sapi perah, jadi yang diutamakan adalah sapi bibit dan pusat-pusat pembibitan itu yang diutamakan untuk diberikan. Kita akan sebar di Lombok Tengah dan Lombok Timur paling utama,” ujarnya.
Selain itu vaksin juga akan diberikan ke peternakan rakyat, kelompok-kelompok peternak yang menjadi pusat pembibitan. Sementara obat-obat untuk penanganan PMK beberapa hari lalu sudah didatangkan kembali sebanyak 2 ribu dosis. Namun jumlah tersebut juga masih tidak sebanding dengan jumlah kasus PMK yang ada di Pulau Lombok.
Kendati begitu, Pemprov tetap melobi ke Pemerintah Pusat agar penyaluran obat-obatan ke NTB bisa lebih banyak lagi. “Kita bersyukur obat itu ada dan itu sudah ada di Dinas, kami akan membagi. Namun itu belum sepenuhnya datang, hanya 2 ribuan dosis. Nanti ditambah lagi,” pungkasnya. (dpi)