Lombok Tengah (Inside Lombok) – Aria Sandubaya Syahputra, adalah salah satu orang yang dengan kreatifitasnya berhasil sukses di tengah pandemi Covid-19. Ia yang pada awal 2020 lalu bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta ikut terkena lockdown total. Sejak saat itu ia mencoba peruntungan dengan mengunggah konten kreatif di platform TikTok. Siapa sangka, konten-kontennya disukai netizen dan mendapat respon positif.
“Iseng-iseng buat video memanfaatkan waktu luang berbahasa Sasak (Lombok). Berawal dari Instagram, lumayan booming dari temen-temen Lombok jadi banyak yang follow. Akhirnya muncul ide untuk upload di TikTok juga,” ujar Aria kepada Inside Lombok.
Ia memulai membuat konten di TikTok dengan pengikut awal sekitar seribu. Saat itu pun konten yang dibuat pemuda asal Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) itu masih belum memiliki tema spesifik.
Akhirnya Aria membuat konten di akun TikTok @sandudamedame miliknya dengan mengubah sedikit karakter, untuk menyesuaikan dengan penggemar dan pangsa pasar di TikTok. “kebetulan saya suka anime-anime dan Jepang gitu, ternyata lebih cepat naik followers di TikTok dengan konten itu,” ujarnya.
Meski dalam videonya menirukan beberapa karakter anime, Aria tetap berusaha membangun dan mempertahankan karakternya sebagai orang asli Lombok. “Saya berpikir apa ya yang membuat orang langsung terpikir kalau saya orang Lombok, akhirnya menemukan ide mau jadi karakter apapun dalam konten anime-anime itu tetap menggunakan logat Sasaknesia (bahasa Indonesia logat Sasak), ” ujarnya lagi.
Seperti dalam sebuah cuplikan video dari akun Instagramnya, Aria kerap memainkan peran seperti orang Jepang dan karakter anime, antara lain karakter dari anime One Piece, Naruto, dan lain-lain.
Konten-konten tersebut membuat Aria mendapat tempat di hati penggemarnya. Terbukti akun TikToknya saat ini memiliki 315 ribu lebih pengikut. Bahkan salah satu konten yang dibuatnya telah ditonton sekitar 13,2 juta orang.
Meski menjadi konten kreator, mahasiswa semester akhir di Universitas Diponegoro Semarang ini juga tidak terbuai dengan penghasilan dari TikTok. Aria mengaku saat ini tetap ingin fokus menyelesaikan tugas akhir di kampus.
“Begitu selesai garap tugas akhir di kampus, insyaallah akan lebih fokus membuat konten sih,” kata Aria. Menurutnya, penghasilan dari TikTok menyesuaikan dengan jumlah konten yang dibuatnya. Kendati ia juga mendapat penghasilan tambahan dari endorsement produk luar dan dalam negeri, dari seller-seller yang ada di TikTok shop.
“Alhamdulillah sudah ada penghasilan setiap bulannya, meski masih fluktuatif ya tergantung kita rajin atau tidak buat konten. Tidak enak saya sebutkan angkanya, intinya cukuplah untuk kebutuhan per bulan,” pungkasnya. (fhr)