27.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaBerita UtamaMasih Ada Sekolah Kekurangan Siswa, Dikbud NTB: Upaya Pendistribusian Secara Merata Sudah...

Masih Ada Sekolah Kekurangan Siswa, Dikbud NTB: Upaya Pendistribusian Secara Merata Sudah Dilakukan

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi (Dikbud) NTB menyebut sudah melakukan pendistribusian siswa secara merata. Meski upaya tersebut sudah dilakukan, sejumlah sekolah swasta di NTB masih kekurangan peserta didik.

Kepala Disdik NTB, Aidy Furqon mengatakan, jumlah peserta didik baru di NTB yaitu sekitar 47 ribu siswa. Dari jumlah ini sebanyak 56-65 persen peserta didik memilih sekolah di SMA dan sisanya di SMK. Dari jumlah tersebut sekitar 600 siswa belum mendapatkan sekolah.

“Pada tanggal 18 Juli masih banyak yang belum banyak yang data sekolah. 300 anak belum mendapatkan sekolah negeri. 300 anak sekolah di Mataram. Loteng hampir 50-an lebih, Sumbawa sekitar 50 juga. Lotim satu kelas. Sekitar 600 yang belum dapat sekolah. Pada MOS kita sudah distribusikan semua,” katanya.

Diterangkan Aidy, berdasarkan aturan yang berlaku sekolah tidak diperbolehkan untuk menambah jumlah kelas. Hal ini agar pendistribusian siswa bisa dilakukan ke sekolah yang lain. Selain itu, kuota yang sudah dikeluarkan sudah disesuaikan dengan jumlah ada yang lulus tingkat SMP.

Dengan ketentuan yang berlaku, para siswa yang belum mendapatkan sekolah disarankan mendaftarkan diri ke sekolah swasta yang masih kekurangan siswa. Akan tetapi para siswa dan orang tua hanya menginginkan anaknya masuk sekolah negeri. Sehingga Aidy mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak.

“Kita distribusikan ke swasta. Tapi masyarakat yang tidak mau. Mereka umumnya ingin sekolah bagus. Tidak ada sekolah favorit. Tapi ada juga sekolah swasta yang bagus sudah buka duluan dan penuh yang daftar,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan agar ratusan siswa tersebut bisa melanjutkan sekolah yang diinginkan, Dinas Dikbud Provinsi NTB memaksimalkan jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu, sejumlah sekolah menambah rombongan belajar (rombel).

“Opsinya memaksimalkan jumlah siswa 36 dalam satu kelas, dan menambah rombongan belajar,” ucapnya.

Disebutkan, untuk SMA jumlah rombongan belajar tidak boleh lebih 36 kelas di semua jenjang. Sementara untuk SMK sebanyak 72 kelas untuk semua jenjang. “Karena jurusan. Dalam satu jurusan ada lima sama enam orang,” ungkap Aidy.

Selain ke sekolah negeri, peserta didik yang masuk ke jenjang SMA/SMK/MA juga banyak yang memilih pondok pesantren. Berdasarkan data yang ada, sekitar 3.000 siswa yang lulus SMP/MTs di kabupaten/kota di NTB tidak memilih SMA/SMK. “Tahun 2021 lalu itu lebih banyak lagi ada 7000 tidak masuk SMA/SMK. Estimasi ke swasta dan ponpes,” katanya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer