Lombok Barat (Inside Lombok) – Dengan letak geografis yang berdekatan, Sekotong memiliki potensi menjadi southern gate atau pintu masuk bagian selatan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika bagi para wisatawan. Terutama yang datang melalui jalur laut.
Ketua Komisi II DPRD Lobar, Abu Bakar Abdullah, Selasa (09/08/2022) mengatakan Pemda Lobar harus peka melihat potensi pariwisata tersebut. Bahkan sudah saatnya Pemda mulai memunculkan new branding terkait potensi di kawasan itu.
Terlebih, Gili Gede dan pulau kecil lainnya di wilayah selatan Lobar itu sangat berpotensi menjadi pintu masuk untuk mengenbangkan moda transportasi laut dan darat. Sebab, jarak dari Bali menuju wilayah selatan Lobar itu dinilai jauh lebih dekat, bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 35 menit. Sehingga bisa lebih menghemat waktu.
Meski sejauh ini rute Senggigi-Nusa Penida sedang dipersiapkan. Namun peluang besar pengembangan rute dari Nusa Penida menuju Gili Gede Sekotong pun harus mampu ditangkap Pemda.
Abu menuturkan, perusahaan kapal cepat di Bali saat ini bisa melayani sekitar 10 ribu wisatawan dari Sanur menuju Nusa Penida. Namun, angka itu hanya dilayani oleh sekitar 19 perusahaan kapal cepat.
“Seandainya Lombok Barat bisa menarik beberapa perusahaan kapal cepat itu membuka rute juga menuju Sekotong lanjut ke Mandalika, akan besar dampaknya dirasakan,” analisanya.
“Bayangkan 10 persen atau seribu saja yang dari Nusa Penida datang dari jalur Selatan (Sekotong) ke Kuta Mandalika, besar dampaknya ke kita,” imbuh politisi dari PKS ini.
Meski ia tak memungkiri sejauh ini fasilitas dermaga di kawasan selatan itu memang belum memenuhi standar untuk kapal cepat. Namun itu dinilainya bukan menjadi kendala untuk menangkap peluang besar tersebut. Sama seperti yang di pelabuhan Senggigi saat ini. Kapal cepat yang beroperasi bisa langsung bersandar di pasir.
“Kita buat suatu new branding jika kawasan Selatan (Sekotong) ini adalah pintu gerbang masuk menuju KEK Mandalika,” sarannya.
Dengan begitu, ia menilai perekonomian kawasan Sekotong akan otomatis hidup. Karena bila itu terealisasi, setidaknya akan ada ribuan wisatawan yang diturunkan kapal cepat itu. Sehingga moda transportasi darat dari Sekotong menuju Mandalika pun bisa hidup.
Keindahan alam di sepanjang rute dan lalu lintas yang lengang diyakini bisa membuat para wisatawan terpukau dan menikmati jalur darat dari Sekotong menuju Mandalika. “Sembari kita jelaskan kondisi fasilitas kita kemudian kedepan dibenahi. Termasuk mengurus regulasi untuk rute itu,” tandas dia. (yud)