28.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaRencana Pembangunan Jembatan Lombok–Sumbawa Batal

Rencana Pembangunan Jembatan Lombok–Sumbawa Batal

Mataram (Inside Lombok) – Rencana pembangunan jembatan Lombok–Sumbawa yang diwacanakan sejak beberapa tahun terakhir dipastikan batal. Pasalnya, pembangunan jembatan itu tidak masuk di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2019 – 2023.

Padahal pembangunan jembatan yang menyambung Pulau Lombok dan Sumbawa itu sebelumnya diharapkan dapat rampung selama kepemimpinan Gubernur–Wakil Gubernur, Zulkieflimansyah–Sitti Rohmi Djalillah yang memimpin saat ini. Bahkan sudah hanya tinggal menunggu hasil dari feasibility study (FS) yang dilakukan oleh calon investor untuk pembangunan jembatan tersebut.

“Jembatan Lombok Sumbawa, itu kan di RPJMD tidak ada,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, Iswandi, Rabu (24/8). Kendati, penyusunan FS disebutnya telah dilakukan oleh PT. Nabil Surya Persada (NSP), investor yang berminat membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok ini.

Dalam penyusunan proposal itu, PT. NSP melakukan konsultasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Jika FS ini sudah bisa selesai, maka kemungkinan terwujudnya pembangunan Jembatan Lombok–Sumbawa bisa lebih besar. Namun pembangunannya juga harus gagal karena kondisi pandemi Covid-19.

“Sudah diputuskan oleh Pemda, sudah dirapatkan. Oh iya, FS tidak lanjut, mungkin karena pandemi Covid-19,” katanya.

Sebagai Informasi, pada akhir Juni 2021 lalu, Pemprov NTB telah menggelar pertemuan dengan PT. NSP.. Dalam pertemuan tersebut terungkap jika pihak investor telah menyiapkan anggaran sebesar Rp5,25 miliar untuk studi kelayakan jembatan Lombok–Sumbawa tahap pertama.

Sementara hasil pra-studi kelayakan atau pra-FS yang dilakukan konsultan dari Korea, biaya untuk konstruksi pembangunan jembatan Lombok–Sumbawa sebesar Rp850 miliar sampai Rp1 triliun per kilometer (km). Dengan panjang jembatan 16,5 km, total biaya konstruksi paling sedikit Rp17 triliun. Jika ditambah dengan aksesorisnya, maka butuh biaya sekitar Rp20 triliun. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer