25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaKenaikan BBM Bisa Berimbas ke Industri Pariwisata

Kenaikan BBM Bisa Berimbas ke Industri Pariwisata

Mataram (Inside Lombok) – Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) diakui bisa berimbas ke seluruh sektor. Mulai dari transportasi ingga industri pariwisata. Pasalnya, jika rencana itu direalisasikan diyakini akan memicu inflasi di daerah.

Untuk diketahui kenaikan BBM subsidi terutama BBM jenis pertalite, semula harganya Rp7.650 per liter akan menjadi Rp10 ribu per liter. Rencana kenaikan ini memang sudah lama menjadi perbincangan. Sebelumnya BBM non subsidi juga mengalami kenaikan, kini akan disusul dengan kenaikan harga BBM subsidi.

“Kenaikan harga BBM otomatis diikuti kenaikan harga barang, ini bisa berdampak pada inflasi daerah,” ujar Dewan Terhormat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra, Jumat (26/8).

Di sisi lain, biaya operasional cenderung naik secara umum untuk memenuhi kebutuhan listrik, bahan makanan dan minum. Sehingga pengusaha di industri pariwisata sangat sulit menaikkan harga barang dan jasa, khususnya tarif kamar hotel.

Sudah sulit karena adanya persaingan usaha, ditambah daya beli masyarakat yang masih lemah. “Saat ini pengusaha hotel dan restoran tak punya cara lain kecuali kita menekan biaya seefisien mungkin,” tutur Lanang.

Sementara, kebijakan kenaikan harga BBM merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengurangi beban APBN. Selain itu, pemerintah juga mengaku sudah melakukan upaya peralihan ke kendaraan listrik, penggunaan biofuel.

“Teman-teman yang di city hotel lebih kepada MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Jadi mau tidak mau kita terima (kenaikan BBM, Red), pemerintah sudah tak sanggup lagi mensubsidi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) NTB, Junaidi Kasum mengakui rencana naiknya harga BBM subsidi ini tentu akan mempengaruhi semua angkutan darat yang ada. Baik angkutan online maupun offline, kemudian bemo serta angkutan umum lainnya. Mengingat banyak angkutan darat yang menggunakan BBM subsidi untuk kendaraan mereka.

“Persoalan kita saat ini sangat bingung. Dulu kalau harga BBM naik, kita di kasi dulu. Kemudian kita menyusun tarif atas bawah sehingga dapat menyesuaikan,” tuturnya.

Sementara biasanya ketika ada rencana kenaikan harga BBM, meskipun belum ada surat keputusan dari pemerintah BBM akan naik. Maka kenaikan harga terlebih dulu oleh onderdil atau sparepart kendaraan.

“Kita belum menyusun draf penyesuaian tarif atas bawah, itu (onderdil, Red) sudah naik. Tentu kami para anggota transportasi sangat membingungkan dengan hal tersebut,” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer