25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaRusaknya Pembatas SDN Model dan SMPN 14 Mataram

Rusaknya Pembatas SDN Model dan SMPN 14 Mataram

Mataram (Inside Lombok) – Pagar pembatas SD Negeri Model dirusak puluhan siswa SMP Negeri 14 Mataram. Pengerusakan pagar pembatas tersebut saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kejadian ini membuat siswa SD Negeri Model histeris ketakutan.

Kepala Sekolah SD Negeri Model Mataram, Aries Setiarini mengatakan saat pengerusakan para guru dan orang tua siswa akan melakukan rapat koordinasi tentang proses pemindahan siswa ke sekolah yang baru. Kejadian tersebut membuat orang tua dan para siswa ketakutan.

“Kami minta tolong kepada para guru bagaimana untuk meredam anak-anak kita ini. Tolong lah, jangan sampai seperti ini lagi,” katanya.

Aries meminta agar pihak SMP Negeri 14 Mataram memberikan waktu hingga bangunan yang baru bisa ditempati. Pasalnya, saat ini bangunan tersebut masih dalam tahap pembersihan dan melengkapi fasilitas yang kurang.

SDN Model Mataram sendiri sudah menempati bangunan SMP Negeri 14 Mataram sekitar enam tahun terakhir.

“Ini masih proses. Kita juga sudah minta izin dan kita juga sudah minta ke Dinas Lingkungan Hidup untuk membersihkan semak blukar di sana supaya aman untuk anak-anak kita,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 14 Mataram, Lina Yeti Budi Asih mengatakan tidak pernah meminta peserta didik untuk merusak pagar pembatas. Bahkan para guru sudah menahan peserta didik untuk tidak merusak pagar tersebut.

Selain itu, pengerusakan pagar pembatas bukan pertama kali terjadi. “Ini sudah sering. Kita bisa redam, cuma anak-anak ini akan mulai merasa tidak betah karena belajar di bawah. Kalau jam pertama masih nyaman saja. Kalau mulai siang punggungnya sudah mulai sakit,” katanya.

Diterangkan, sebanyak lima kelas di SMP Negeri 14 Mataram harus belajar secara lesehan karena kekurangan ruang belajar. Sebagian dipakai oleh peserta didik SDN Model. Untuk memberikan kenyamanan saat belajar mengajar, guru bahkan memberikan kebebasan kepada peserta didik.

“Gurunya sudah memberikan dia kebebasan di mau sambil tiduran, iya, yang penting dia bisa nyaman belajar. Kalau jam pertama masih nyaman. Tapi kalau setelah istirahat mereka sudah tidak nyaman. Karena tidak ada pembatas,” katanya.

Peserta didik sering menanyakan kapan bisa belajar dengan normal seperti sekolah-sekolah yang lain. Untuk mengurangi rasa bosan siswa, guru membuatkan jadwal belajar lesehan. Sehingga semua kelas bisa merasakannya.

“Bisa belajar di kelas istimewa. SD model dan kita sama-sama di bawah Dinas Pendidikan, tapi beberapa orang tua murid sudah menanyakan kepada saya langsung sampai kapan anaknya belajar seperti ini (lesehan, Red),” ujar Lina.

Lebih parahnya ketika musim hujan, proses belajar mengajar tidak bisa maksimal. “Kalau hujan itu kan tempias. Jadi bisa dibayangin dah gimana,” katanya lagi.

Dari kejadian ini harap Kepala SMP Negeri 14 Mataram ada hikmah yang bisa diambil. Peserta didik baik SMP Negeri 14 Mataram dan SD Negeri Model Mataram bisa belajar layak dan nyaman.

“Ini kan di sini orang banyak. Jumlah siswa ada 865 orang dan guru. Banyak yang nanya ke saya. Jadi mungkin ada waktu yang ditentukan untuk pindah ke lokasi yang sudah ditentukan,” katanya.

Salah satu orang tua siswa SDN Model Mataram, M. Busyairi mengharapkan agar peserta didik bisa segera menempati bangunan permanen. Sehingga kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan dengan nyaman dan tenang.

“Lebih dipercepat, agar anak-anak belajar lebih tenang,” katanya.

Pihak sekolah sudah memberikan sosialisasi kepada orang tua wali terkait bangunan yang baru. Karena pengerusakan yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 14 Mataram diakuinya berdampak pada psikologi peserta didik SDN Model Mataram.

“Sudah ada sosialisasi pihak sekolah. Ini kan ke psikologis anak. Anak tahu namanya diserang,” ungkapnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer