28.5 C
Mataram
Minggu, 28 April 2024
BerandaBerita UtamaAnak Kena Dampak Psikis, Satu Wali Murid SDN Model Mataram Lapor Polisi

Anak Kena Dampak Psikis, Satu Wali Murid SDN Model Mataram Lapor Polisi

Mataram (Inside Lombok) – Pengrusakan pagar pembatas SDN Model Mataram yang dilakukan oleh puluhan siswa SMPN 14 Mataram dinilai memancing trauma yang tak seharusnya. Menyikapi hal itu, salah satu wali murid SDN Model Mataram telah membuat laporan ke pihak kepolisian atas dampak psikis yang dialami oleh anaknya.

“Pemicunya masih kita dalami, karena tadi yang datang ke Polsek orang tua yang kena dampak psikis dari kejadian tersebut. Karena pelakunya adalah anak-anak semua, makanya kita arahkan ke unit PPA Polresta Mataram,” ujar Kapolsek Sandubaya, Kompol Mohammad Nasrullah saat ditemui di Polresta Mataram, Jumat (2/9).

Menurutnya, pelaporan dibuat wali murid tersebut lantaran pengrusakan yang terjadi saat proses belajar mengajar membuat sebagian murid SD Model Mataram histeris ketakutan. Namun sementara ini, baru satu wali murid yang melaporkan atas kejadian tersebut. Pihak Polsek pun langsung merapat ke TKP setelah menerima laporan itu.

“Rencananya mau di mediasi di Polsek. Namun ketua komite sama ada beberapa anggota dewan di sana, jadi dimediasi di sekolah untuk sementara,” tuturnya. Diterangkan Nasrullah, kerusakan terjadi pada pembatas antara SDN Model Mataram dengan SMPN 14 Mataram.

- Advertisement -

Nasrullah menjelaskan, SDN Model Mataram memang meminjam sebagian gedung SMPN 14 Mataram sejak 2014 dengan perjanjian meminjam 2 tahun. Namun sampai dengan saat ini masih menetap di sana dan belum juga pindah. Di mana SDN Model Mataram berencana pindah ke lokasi Universitas Terbuka di Turida dalam waktu dekat.

Dari mediasi yang dilakukan pihak kedua sekolah dan dinas terkait, telah mendapat kesepakatan yakni untuk kerugian kerusakan pembatas tidak ada karena sesuai kesepakatan seluruh pihak setuju untuk berdamai. Selain itu sekat pembatas antara SDN Model Mataram dan SMPN 14 Mataram akan dibuka mulai besok, sehingga tidak ada pembatas lagi.

Selain itu, apabila aksi anarkis serupa terulang seluruh pihak dari SD atau SMP yang terlibat akan ditindak tegas. “Untuk dampak psikis dari Dinas Pendidikan dan Lembaga Perlindungan Anak akan turun langsung memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami trauma berkepanjangan dengan mendatangkan ahli psikologi,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer