25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaSoal Nasib Warga Ebunut, Ini Penjelasan ITDC

Soal Nasib Warga Ebunut, Ini Penjelasan ITDC

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pengembangan The Mandalika sebagai salah satu dari lima kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia disebut tetap mengedepankan kepentingan masyarakat. Pihak ITDC bahkan mengklaim tetap berupaya untuk memberikan manfaat positif bagi masyarakat desa penyangga.

Managing Director The Mandalika, Bram Subiandoro mengatakan pengembangan infrastruktur kawasan, khususnya jalan dalam kawasan The Mandalika, telah direncanakan dan dibangun dengan memperhitungkan traffic serta alur mobilitas berdasarkan hasil studi yang komprehensif.

“Kami telah menyediakan jalan akses dalam kawasan dengan kualitas cukup bagus yang dapat dan telah dimanfaatkan secara bebas oleh seluruh masyarakat, termasuk warga Dusun Ebunut dan Ujung Lauk, untuk beraktivitas sehari-hari,” katanya belum lama ini.

Sementara itu khusus untuk kawasan Sirkuit Mandalika pihaknya mengakui harus memberlakukan pembatasan aktivitas, mengingat kawasan tersebut adalah aset negara dan termasuk Proyek Strategis Nasional. Sehingga kawasan sirkuit menjadi wilayah terbatas yang wajib dijaga keamanan dan ketertibannya.

“Mohon maaf, kami perlu pembatasan ini juga dalam rangka menjaga kualitas sarana dan prasarana sirkuit,” jelasnya. Hal itu disampaikannya menyikapi pemberitaan sebelumnya terkait nasib warga Dusun Ebunut yang harus memutar jauh lantaran akses melalui terowongan sirkuit bagi salah satu dusun di dekat Sirkuit Mandalika itu kini ditutup.

Kondisi itu sebelumnya diungkapkan Inaq Murdianto salah satu warga Dusun Ebunut, yang mengaku ia dan keluarga merasa perekonomian semakin sulit lantaran rumah yang mereka tempati terisolasi oleh bangunan Sirkuit Mandalika. Rumah yang ia tempati terletak tidak jauh dari sirkuit, hanya berjarak sekitar 60 meter dari tembok, tempatnya di belakang sirkuit Mandalika.

Inaq Murdianto mengungkapkan, ia harus menempuh jalan lain yang lebih jauh dari biasanya untuk beraktifitas, setelah ia tidak diberikan izin oleh pihak pengelola sirkuit untuk melewati terowongan (tunnel). Bahkan ia harus memutari sirkuit untuk mengantarkan anaknya menuju ke sekolah dasar yang terletak di Desa Kuta.

“Saya harus bangun subuh sekali sekarang agar anak saya tidak terlambat datang ke sekolah. Anak saya sering terlambat dan akhirnya dijemur oleh gurunya,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Inaq Murdianto dan warga lainya mengaku tidak diberikan izin lagi untuk melewati terowongan sirkuit setelah ada insiden kehilangan besi di areal sirkuit. Akibatnya pihak dari ITDC menutup jalan terowongan yang biasanya dilalui warga.

Mengenai pernyataan warga itu, Bram menjelaskan bahwa Inaq Murdianto telah menerima uang bantuan untuk ongkos pindah. Info terakhir yang diterima pihaknya, yang bersangkutan berencana pindah ke Dondon di Desa Mertak Kecamatan Pujut.

“Inaq Murdianto ini dulu tinggal di lahan yang telah dibebaskan. Namun ternyata saat ini yang bersangkutan malah berpindah ke area Pantai Serenting (di luar area Sirkuit), yang merupakan HPL ITDC,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer