27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaAncaman Resesi Global 2023, Kunjungan Wisatawan Bakal Didominasi Pasar Domestik

Ancaman Resesi Global 2023, Kunjungan Wisatawan Bakal Didominasi Pasar Domestik

Mataram (Inside Lombok) – Ancaman resesi global yang pada 2023 mendatang dikhawatirkan berdampak, termasuk pada industri pariwisata di NTB. Tingkat kunjungan wisatawan pun berpotensi menurun, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Sehingga kunjungan wisatawan domestik diprediksi akan mendominasi.

“Kita memperkirakannya memang tahun depan ini potensinya itu di (pasar) domestik nanti. Posisi pasar sedang tidak begitu baik, jadi kita membuat target (kunjungan, Red) juga realistis dengan keadaan,” ungkap Ketua Asosiasi Hotel Senggigi (AHS), I Ketut M Jaya Kusuma, Rabu (2/11).

Tingkat kunjungan wisatawan di 2023 pun dinilai tidak jauh berbeda dengan kondisi di 2022 ini. Di mana pada tahun ini saja target kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisman di NTB sebanyak 4 juta wisatawan. Bahkan tahun ini saja sudah terlihat lebih banyak kunjungan wisatawan domestik yang mendominasi ke NTB. Sedangkan untuk wisman tidak terlalu banyak ke NTB atau ke destinasi wisata yang ada.

“Kita tetap berharap wisatawan mancanegara masih tetap ada, dan tetap ada sebenarnya. Biasanya setelah kita proses perbaikan akan naik (kunjungan, Red). Sepertinya kenaikan kunjungan tidak signifikan atau biasa saja,” terangnya.

Dikatakan kunjungan wisatawan domestik yang mendominasi ini lebih banyak dari kalangan pemerintahan, perusahaan, pengusaha dan ada juga pelancong. Karena memang pergerakan pasar domestik cukup besar.

“Yang penting harga tiketnya (penerbangan, Red), tapi saya pikir masih oke lah. Efek global tetap ada, tetapi dari sisi impact di Indonesia, masih bisa jalan prediksinya. Dengan catatan jangan terlalu tinggi juga harga tiket pesawat,” imbuhnya.

Selain itu dari industri pariwisata terutama di wilayah Senggigi, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan tentu menyiapkan beberapa promo-promo atau potongan harga untuk penginapan bagi wisatawan. Namun tidak sembarang juga menjual harga yang tinggi-tinggi pasti dengan promo-promo.

“Contoh seperti di WSBK, sekarang memberikan promo. Dari promo kamar dengan harga menarik dan pemberian promo bisa dilakukan sampai 2023 agar tidak terlalu berdampak pada resesi global,” jelasnya.

Sementara untuk tingkat hunian kamar hotel, khususnya di daerah Senggigi cukup baik. Artinya kondisi industri pariwisata sudah mulai membaik pergerakannya. “Untuk di Senggigi ada 2200 tersedia kamar, rata-rata okupansi 50 persen lumayan bagus, kita masih bisa survive,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer