Mataram (Inside Lombok) – Harga sejumlah kebutuhan pokok terutama komoditas pertanian mulai merangkak naik. Kenaikan harga ini biasa terjadi setiap perayaan hari-hari besar keagamaan, termasuk mendekati Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Ini fenomena ya. Ketika kita menghadapi hari besar keagamaan atau pergantian tahun itu selalu ada dampak psikologis ya naiknya beberapa komoditas,” kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, H. Fathurrahman, Jumat (9/12) pagi.
Permintaan masyarakat setiap perayaan hari besar keagamaan biasanya meningkat dari biasanya. Sehingga kenaikan harga ini mengikuti hukum pasar, di mana permintaan meningkat maka akan mempengaruhi harga. “Ini nanti akan normal kembali. Karena psikologi pasar memang begitu,” terangnya.
Ia mengatakan, sejumlah kebutuhan yang sudah mulai merangkak naik seperti cabai. Harga salah satu komoditas pertanian ini mulai dari Rp35 ribu per kilogram saat ini sudah menembus angka Rp44 ribu per kilogram di Pasar Mandalika, Kota Mataram. Selain cabai, komoditas pertanian yang mulai terjadi kenaikan harga yaitu tomat sebesar Rp13 ribu per kilogram.
“Ini rata-rata lebih kepada komoditas bergerak ya yang naik. Seperti tomat, cabai yang musiman, tapi ini biasanya tidak lama,” ujar Fathurrahman.
Menurutnya, sejumlah sentra cabai di kabupaten/kota saat ini mulai beralih ke tanaman yang lain. Hal ini mempengaruhi jumlah produksi dan berdampak pada kenaikan harga di pasar. “Banyak ini kan yang beralih di sentra-sentra ini. Beralih fungsi dari cabai dengan tanaman yang lain,” katanya.
Ke depan, perlu ada bantuan bibit yang diberikan kepada petani yang ada di sentra produksi cabai agar tetap menanam salah satu bumbu dapur tersebut. Upaya ini untuk menekan kenaikan harga cabai dan komoditas pertanian yang lain. “Mungkin ada bantuan proses, sehingga lebih memurahkan harga cabai dan tomat. Itu yang perlu dilakukan,” tegasnya.
Dinas Perdagangan Provinsi NTB memastikan stok kebutuhan pokok masih tersedia dan dipastikan harga tidak akan semakin melonjak naik. “Kita tetap awasi ini tapi persediaannya aman,” katanya.
Sementara untuk kebutuhan pokok yang lain seperti telur, Dinas Perdagangan akan melakukan sejumlah langkah seperti mendatangkan telur dari luar daerah. Upaya ini dilakukan agar kebutuhan serta harga tetap stabil di pasaran.
“Mendatangkan telur dari Bali. Tapi itu sifatnya kita melihat dulu tidak serta merta juga kita meminta produsen telur dari Bali itu ke NTB untuk menekan harga,” tegasnya. (azm)