28.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaPembangunan The Apurva Kempinski Terkendala Medan ke Pantai Mekaki 

Pembangunan The Apurva Kempinski Terkendala Medan ke Pantai Mekaki 

Lombok Barat (Inside Lombok) – Pembangunan hotel The Apurva Kempinski Lombok oleh PT. Wings belum juga berjalan meski peletakan batu pertama pada bulan Juli 2022 lalu. Kendala realisasi investasi itu disebut berkaitan dengan medan yang terlalu terjal dan curam untuk menuju Pantai Mekaki, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong. 

Kadis DPMTPS Lobar, H. Ahmad Subandi menyebut pihak PT.Wings yang akan membangun hotel bintang 5 dengan kapasitas 254 kamar itu saat ini tengah berupaya membangun akses jalan menuju lokasi. Akses jalan yang lebih baik dibutuhkan untuk bisa membawa material. 

“Pasca ground breaking (peletakan batu pertama), mereka rencananya mau bangun gudang dulu untuk penyimpanan material, karena banyak yang dari luar negeri, seperti keramik atau apa yang mahal-mahal. Waktu mau bawa material, banyak yang jatuh karena kondisi jalan yang sangat curam,” terang Subandi saat dikonfirmasi, Selasa (03/01/2023). 

Saat ini pihak investor diakuinya lebih memprioritaskan untuk melandaikan jalan menuju lokasi terlebih dulu. “Saat ini peralatan seperti buldoser segala macem sudah ada di lapangan, bisa dicek. Artinya mereka serius kok (untuk pembangunannya),” ujar dia. 

Bahkan, jalan menuju lokasi akan mereka bangun menjadi dua jalur yang prosesnya dalam pengajuan izin di DLHK provinsi NTB. Karena itu menyangkut kawasan hutan yang merupakan kewenangan Pemprov NTB. 

“Mereka sebetulnya sangat ingin (cepat membangun), cuma kan medan (akes jalan, Red). Kemarin kita minta untuk cepat ground breaking, untuk memacu dia, cuma ndk dipikirkan (kondisi jalan),” tutur dia. 

Subandi menegaskan, walaupun sudah berjalan 6 bulan sejak peletakan batu pertama belum juga ada proses pembangunan, yang pasti pihak investor tetap serius. Terlebih, mereka telah membayar BPHTB, IMB, serta sewa lahan seluas 400 hektare. 

“Kalau memang tidak serius, tidak mungkin mau bayar BPHTB Rp10 miliar, bayar IMB Rp3,6 miliar, sewa lahan yang 400 hektare itu Rp3,4 miliar, dia pinjam pakai selama 100 tahun itu,” lugasnya. 

Dengan begitu, diharapkan nantinya saat hotel tersebut sudah jadi dan siap menerima tamu, kawasan itu sudah menjadi hijau. 

“Hasil koordinasi terakhir kita, dia mau landaikan jalan dulu, itu dalam proses gambar. Nanti kalau sudah landai, saya akan jadi orang yang pertama kejer, apa lagi alasannya kalau belum bangun,” tandasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer