Mataram (Inside Lombok) – Dampak cuaca buruk berupa hujan disertai angin kencang membuat nelayan tidak bisa melaut, termasuk di wilayah NTB. Kondisi ini membuat nelayan kesulitan mendapat pemasukan, sehingga diharapkan adanya bantuan dari pemerintah kepada kelompok nelayan yang benar-benar terdampak.
“Kami berharap dalam kondisi cuaca buruk seperti ini, pemerintah seyogyanya bisa memperhatikan nasib para nelayan kecil. Karena hingga sekarang bantuan pemerintah belum ada sama sekali,” ujar Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Masyarakat Tani dan Nelayan Sabuk Hijau, Amin Abdullah, Jumat (6/1).
Saat ini disebut sudah tidak ada lagi yang bisa diandalkan untuk bertahan hidup bagi nelayan. Dicontohkan seperti di Kecamatan Keruak dan Jerowaru bantuan bagi nelayan belum ada, begitu juga di kecamatan lain.
Nelayan masih memarkirkan sampan mereka lantaran tidak melaut karena cuaca ekstrem yang terjadi menjadi kalender musiman di akhir tahun. “Oleh karena itu sangat diperlukan mitigasi dari pemerintah daerah. Setidaknya dapat memperkecil masalah dan dampak dari cuaca buruk ini,” tuturnya.
Apalagi dengan kondisi angin dan gelombang laut sangat sulit diprediksi oleh nelayan dan masyarakat pesisir. Untuk itu diperlukan penyebaran informasi yang berisikan kondisi cuaca terkini kepada masyarakat pesisir atau nelayan.
“Agar kita bisa mengantisipasi terjadinya musibah tenggelam atau karam bahkan hanyut dan hilang,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, Muslim mengatakan pihaknya sudah mengunjungi nelayan di sejumlah daerah di NTB. Di antaranya Lombok Utara dan Lombok Barat yang banyak terdampak cuaca ekstrem dan tidak bisa melaut.
Pihaknya juga melakukan pendistribusian bantuan sosial berupa sembako bagi nelayan. “Ada 100 paket sembako yang terdiri dari mie instan, minyak goreng, telur dan beras didistribusikan kepada masyarakat nelayan yang terdampak,” katanya. (dpi)