28.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaPenduduk Miskin NTB Turun Menjadi 14,56 persen

Penduduk Miskin NTB Turun Menjadi 14,56 persen

Mataram (Inside Lombok) – Persentase penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada bulan Maret 2019 mengalami penurunan menjadi 14,56 persen. Penurunan diperoleh sebanyak 0,07 persen poin dari bulan September 2018 lalu dengan persentase penduduk miskin saat itu 14,63 persen.

Secara absolut, jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2019 sebanyak 735,96 ribu orang, meningkat sekitar 340 orang dibanding bulan September 2018 yang pada saat itu jumlah penduduk miskin sebanyak 735,62 ribu orang.

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi NTB, Arrief Chandra Setiawan menyebutkan bahwa adanya peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 340 orang disebabkan karena adanya peningkatan jumlah penduduk di NTB dari bulan September 2018 sampai bulan Maret 2019

“Karena jumlah penduduk di NTB pada bulan September 2018 sebesar 5.027.862 jiwa sedangkan di bulan Maret 2019 sebanyak 5.056.211 jiwa, jadi karena adanya peningkatan jumlah penduduk,” jelas Arrief di Kantor BPS Provinsi NTB, Senin (15/07/2019).

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Nusa Tenggara Barat selama periode bulan September 2018 – Maret 2019 mengalami penurunan. Pada bulan September 2018 Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 2,380 menjadi 2,327 pada bulan Maret 2019. Angka tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat cenderung mendekati Garis Kemiskinan.

Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan dari 0,551 pada bulan September 2018 menjadi 0,478 pada bulan Maret 2019. Dari data tersebut membuktikan bahwa kesenjangan di antara penduduk miskin semakin mengecil.

Pada bulan Maret 2019, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 74,17 persen untuk perkotaan dan 74,91 persen untuk perdesaan.

“Peran komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan peran komoditi non-makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Kondisi tersebut terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan,” tambahnya.

Di samping itu, jumlah penduduk miskin untuk di daerah perkotaan tercatat sebanyak 384,65 ribu orang atau sebesar 15,74 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin untuk di daerah perdesaan sebanyak 351,31 ribu orang atau sebesar 13,45 persen.

Kemudian untuk di perkotaan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami peningkatan sedangkan di perdesaan mengalami penurunan. Untuk daerah perkotaan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) meningkat dari 2,346 pada bulan September 2018 menjadi 2,500 pada bulan Maret 2019. Sedangkan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di pedesaan menurun dari 2,411 pada bulan September 2018 menjadi 2,166 pada bulan Maret 2019.

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan maupun perdesaan keduanya justru mengalami penurunan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan menurun dari 0,509 pada bulan September 2018 menjadi 0,451 pada bulan Maret 2019. Untuk di perdesaan, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurun dari 0,589 pada bulan September 2018 menjadi 0,504 pada bulan Maret 2019.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer