Mataram (Inside Lombok) – Perum Bulog NTB pastikan stabilisasi harga beras di tingkat konsumen terjaga, dengan menggelontorkan beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) ke pedagang-pedagang di pasar tradisional. Terlebih dari segi pasokan juga harus terjaga dan tetap tersedia.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog NTB, Abdul Muis S Ali mengatakan berdasarkan petunjuk Kantor Pusat di Jakarta, bahwa pasokan beras dipastikan lancar. Terutama di sejumlah pasar-pasar pencatatan BPS harus diutamakan dan langsung ke pedagang di pasar serta melalui jaringan RPK.
“Supaya harga yang sampai di konsumen terkontrol maksimal HET Rp9.450 per kilogram (kg),” ujar Abdul, Rabu (25/1).
Untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen, pelaksanaan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog terus dilakukan. Di mana dengan SPHP dilakukan pengawasan secara bersama-sama dengan Satgas Pangan Polda, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Salah satunya melalui monev gabungan pada 18 Januari 2023, yakni memastikan bahwa pedagang dapat pasokan, harga jual yang sesuai HET,” tuturnya.
Saat ini harga tebus di gudang Bulog bagi pedagang yang membeli langsung ataupun mengambil langsung di Gudang Bulog harganya Rp8.300 per kg. Tentunya penjualan berasnya harus sesuai dengan prosedur ditetapkan yakni sesuai HET.
“Silahkan yang mau menjual beras Bulog ikuti sesuai prosedur, penuhi syarat dan menjual maksimal HET,” imbuhnya.
Menurutnya, jika ada jajaran Bulog mencoba mempermainkan harga beras, apalagi menjual diatas HET, tidak segan segan menindak dan memberi sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Perum Bulog.
“Kalau ada jajaran Bulog yang melakukan permainan seperti itu, akan segera diberikan sanksi pastinya,” katanya. (dpi)