Lombok Barat (Inside Lombok) – Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Barat (Lobar) akui banyak calon jemaah haji yang setiap hari datang menanyakan rencana kenaikan biaya pelaksanaan ibadah haji 2023 ini. Kasi Haji dan Umrah Kemenag Lobar, H. Nasrullah menerangkan hal tersebut belum memiliki ketetapan lantaran masih berupa usulan semata.
“Terkait mengenai masalah rencana atau masih isu adanya kenaikan biaya pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 ini, biaya ini masih berupa usulan yang bersifat sementara dari pemerintah,” sebut Nasrullah saat ditemui, Rabu (25/01/2023).
Bagaimana keputusannya nanti, kata dia, tergantung dari kesepakatan DPR yang nantinya juga akan diputuskan oleh Presiden. Keputusan akhir sendiri tentu berdasarkan kajian-kajian yang akan dilakukan oleh DPR untuk kemudian diajukan kepada Presiden.
“Kenapa Kementerian Agama rencana usulan kenaikan biaya pelaksanaan haji tahun 2023 ini adalah sesungguhnya, dari tahun ke tahun, biaya pelaksanaan haji ini cukup tinggi,” ungkapnya.
Misalnya di tahun 2022 lalu, kata dia, biayanya sekitar Rp98 juta lebih, hampir mendekati Rp100 juta. “Sekarang ini sebenarnya naik sedikit. Hanya sekarang ini biaya pelaksanaan ibadah haji lebih ditujukan kepada pembiayaan dari jemaah. Daripada subsidi dari BPKH atau yang disebut dengan nilai manfaat,” papar Nasrullah.
Karena jika dibanding dengan tahun sebelumnya, nilai manfaat yang diberikan hampir 60 persen. Sehingga pembiayaan jemaah haji hanya berkisar Rp40-an juta. Sedangkan untuk tahun 2023 ini, pemerintah berencana mengusulkan biayanya 70 persen dari jemaah, dan 30 persennya dari nilai manfaat.
“Ini yang masih hangat isu ini, sehingga kita di sini setiap hari, wajib ada jemaah yang datang menanyakan masalah ini. Tapi kita belum berani memastikan kepastian pembiayaan ini. Karena masih menunggu keputusan DPR dan Presiden,” ujarnya.
Ia pun tak memungkiri, bahwa kondisi ini menimbulkan kecemasan di tengah para jemaah. Terlebih, calon jemaah haji yang akan berangkat beserta keluarganya.
“Ada yang akan berangkat sama suami istri, ada yang sama anak, ada yang 3-4 dalam satu keluarga. Kalau misalnya dipastikan besok Rp69,2 itu resmi menjadi biaya haji, maka ada kemungkinan jemaah haji kita yang berangkat misalnya sama suami istri, harus menyiapkan uang sampai Rp90-an juta,” bebernya.
Usulan biaya kenaikan tersebut juga, lanjutnya, didasari mahalnya biaya pesawat lantaran menggunakan dolar. Kemudian biaya pelayanan haji (masyair) yang ada di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Karena pada pelaksanaan ibadah haji tahun lalu, pemerintah Arab Saudi menetapkan biaya masyair tersebut hampir Rp22 juta.
“Itu yang menjadi tinggi, di samping juga biaya hotel yang cukup besar. Karena masa tinggalnya jamaah di Makkah aja 30 hari dan Madinah 9 hari, itu cukup lama. Itu yang membuat biaya ibadah haji kali ini sedikit lebih tinggi,” beber dia.
Jika usulan kenaikan biaya itu nantinya resmi disetujui, maka calon jamaah haji masih harus menyetor biaya tambahan sebesar kurang lebih hampir Rp44 juta. “Misalnya sekarang kan udah ada uang jamaah Rp25 juta, kalau misalnya dipastikan besok benar Rp69 juta, berarti hampir Rp44 juta satu orang jemaah,” pungkasnya. (yud)