Lombok Tengah (Inside Lombok) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memantau pelaksanaan persiapan implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Jumat (26/2/2023).
Dalam hal ini, sejumlah SD/MI dikunjungi, di antaranya adalah MI Nurul Muhajirin di Kecamatan Lajut, SDN Setiling di Kecamatan Batukliang Utara dan SDN 2 Batunyala Kecamatan Praya Tengah. Selain itu di MI Darul Hikmah Darek di Kecamatan Praya Barat Daya.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo mengatakan banyak praktik baik yang sudah diterapkan madrasah dan sekolah di Loteng. Terutama dalam pembelajaran berbasis level kemampuan siswa untuk literasi membaca yang didukung oleh program INOVASI (Inovasi untuk Anak Indonesia), kerjasama pemeriksaan Indonesia dan Australia.
“Praktik baik tersebut mencerminkan esensi dari Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid. Kami berharap praktik baik ini terus didukung dan diperluas penerapannya untuk mendorong perbaikan kualitas pembelajaran bagi semua murid,” ujarnya.
Dia menerangkan, kebijakan Kurikulum Merdeka saat ini masih dalam tahap uji coba secara terbatas, sebelum diterapkan sepenuhnya pada tahun 2024. Namun, sekolah dan madrasah di Loteng dinilai telah menempuh upaya serius dalam mempersiapkan implementasinya.
Dinas Pendidikan, Kantor Wilayah Kemenag, Universitas Mataram, BGP, BPMP dan INOVASI selama ini telah berkolaborasi dalam menyelenggarakan serangkaian pelatihan dan pembekalan pada sejumlah sekolah serta madrasah yang ada.
“Dari serangkaian pembekalan serta pendampingan yang sudah berjalan tersebut, sekolah dan madrasah kini mulai mampu menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi semangat dari Kurikulum Merdeka,” kata Anindito.
Direktur Guru Tenaga dan Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Zain yang juga turut serta dalam pemantauan tersebut mengatakan, keseriusan Pemkab Loteng melakukan transformasi pembelajaran memberikan manfaat kepada siswa yang belajar di madrasah.
Karena selama ini, guru mengajar materi yang sama untuk semua siswa di dalam satu kelas. Namun, dengan pembelajaran berbasis level kemampuan yang diterapkan sekolah di Loteng, hal itu tidak terjadi lagi. Sehingga siswa tidak perlu merasa kesulitan di dalam menerima materi pelajaran.
“Informasi yang kami dapatkan, di Loteng ini sudah melakukan pengimbasan lebih dari 300 madrasah. Semua anak cerdas pada kecerdasannya masing-masing, dan ini dikelompokkan berdasarkan hasil penilaian. Bukan umur,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Loteng, Lalu Firman Wijaya mengatakan, pihaknya bersama program INOVASI telah bekerja sama untuk mengimplementasikan transformasi pembelajaran melalui peningkatan kemampuan literasi dan numerasi di jenjang kelas awal SD/MI.
Dia juga menilai kalau transformasi pembelajaran seperti Kurikulum Merdeka selaras dengan visi misi Pemda Loteng. “Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru untuk memperkuat kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa. Keterampilan ini merupakan pondasi belajar yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Semakin baik kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa, maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa itu di masa depan,” terangnya.
Lebih lanjut Firman mengatakan, untuk memperkuat dukungan pada kebijakan pemerintah pusat terkait Kurikulum Merdeka ini, Loteng juga telah membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Implementasi Kurikulum Merdeka.
Tim ini berisi unsur-unsur dari Dinas Pendidikan, Kemenag, Bappeda serta juga dari Universitas Mataram. Selain itu, Loteng juga telah membentuk Tim Akselerasi Literasi Kabupaten yang salah satu tujuannya adalah memperluas praktik baik dari uji coba implementasi Kurikulum Merdeka ke lebih banyak sekolah dan madrasah yang ada di Loteng.
“Berbagai dukungan dan upaya yang telah berjalan di Loteng ini merupakan ikhtiar besar untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik melalui penguatan pondasi dasar literasi dan numerasi pada anak-anak didik di sekolah dan madrasah,” katanya.
Secara khusus, Pemda Loteng telah berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), salah satunya melalui sektor pendidikan ini.
Rapor Pendidikan tahun 2022 yang menempatkan capaian literasi dan numerasi Kabupaten Loteng di zona kuning yang artinya kurang dari 50 persen siswa SD yang mengikut tes memiliki kecakapan literasi dasar. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Untuk itu, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak yang tengah berjalan ini, Loteng menargetkan tahun ini bisa bergerak meningkatkan mutu pembelajaran literasi dan numerasi sehingga sebagian besar siswa SD menguasai literasi dasar.
Melalui kemitraan yang difasilitasi oleh program INOVASI, berbagai cara inspiratif untuk meningkatkan kecakapan pondasi belajar siswa dalam literasi dan numerasi kelas awal telah dilakukan oleh para guru. Sejak Fase 2 program ini mulai diimplementasikan di Loteng pada bulan Juli 2020, sebanyak 28,886 siswa di 1,523 SD/MI telah merasakan perubahan dalam proses belajar mengajar, yang diharapkan berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih baik.
Upaya ini pun telah menunjukkan hasil yang positif dan kemajuan yang signifikan terhadap sekolah-sekolah mitra di Loteng. Sejumlah praktik baik pembelajaran telah dikembangkan dan diimplementasikan langsung di kelas, seperti disaksikan langsung oleh para pemangku kepentingan yang turut serta dalam kegiatan pemantauan ini. (fhr)