Mataram (Inside Lombok) – Minyak goreng bersubsidi dengan merk Minyakita yang diproduksi oleh pemerintah kini menghilang tak tau rimbanya. Minyak murah itu pun langka di pasaran. Sebagai gantinya, saat ini justru bermunculan minyak goreng dengan kemasan yang sama tetapi tidak menggunakan merek dan dijual di atas HET (harga eceran tertinggi).
“Minyakita hilang, tapi ada minyak orang (tanpa merk) datang. Tapi tetap ada suplai minyak goreng ini, bukan kosong,” ujar Kepala Pasar Kebon Roek, Malwi, Kamis (2/2).
Dari segi harga sendiri minyak goreng tanpa merek memang ada sedikit perbedaan. Di mana minyak goreng tanpa merek dijual Rp15.000 per liter, sedangkan Minyakita Rp14.000 per liter.
Meski lebih murah, saat ini persediaan Minyakita di pasaran justru tidak ada. “Kemungkinan ini minyak curah yang dikemas, harganya Rp15.000 per liter. Tapi dicari oleh masyarakat yang Rp14.000 itu,” tuturnya.
Dikatakan Minyakita sudah tidak ada di pasaran sejak satu minggu belakangan ini. Bahkan masyarakat pun mencari minyak goreng tersebut, terlebih untuk para pedagang gorengan yang membutuhkan minyak dalam jumlah banyak, tetapi dengan harga murah.
“Yang sangat mengkhawatirkan tidak ada minyak ini dari pedagang gorengan. Karena dia naik sedikit aja dia berpengaruh sama usaha mereka. Makanya mereka berharap Minyakita ini ada. Kalau ibu-ibu rumah tidak terlalu khawatir,” ucapnya.
Sementara itu pedagang terpaksa menjual minyak goreng curah tanpa merk, demi memenuhi kebutuhan pasar minyak murah. Langkanya Minyakita membuat harga minyak goreng kemasan melonjak. Saat ini para pedagang sudah tidak lagi menjual minyak goreng murah dengan merk Minyakita.
“Minyakita kosong, sudah dari Januari kemarin nggak ada. Sekarang tinggal minyak goreng yang nggak ada merknya kita jual dengan Rp16 ribu,” kata salah satu pedagang di Pasar Kebon Roek, Zulfa. (dpi)