27.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaHarga Beras, Minyak Goreng dan Cabai Rawit Melonjak

Harga Beras, Minyak Goreng dan Cabai Rawit Melonjak

Mataram (Inside Lombok) – Tiga jenis komoditi antara lain beras, minyak goreng dan cabai rawit di NTB mengalami lonjakan harga. Kenaikan ini dipicu beberapa hal. Mulai dari kondisi gagal panen, biaya produksi tinggi hingga ketersediaan terbatas.

Untuk menekan tingginya lonjakan harga saat ini, dibutuhkan operasi pasar (OP) dari pemerintah daerah di kabupaten/kota. “Operasi pasar harus diperbanyak, karena mau tidak mau ya harus. Kita menjaga stabilitas harga di pasar itu ya, harus ada harga pembanding barang yang murah,” kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti, Senin (20/2).

OP tersebut diaku Nelly penting dilakukan untuk mengendalikan harga beras, minyak goreng dan cabai rawit. Terlebih mengantisipasi bulan Ramadhan yang jatuh dalam waktu dekat.

“Pertama beras sesudah mulai panen, walaupun belum keseluruhan, awal panen sudah mampu mempengaruhi harga dan stok di pasaran,” ujarnya. Dengan adanya panen ini diharapkan gabah-gabah petani sudah mulai terolah di daerah.

Di sisi lain, Disdag NTB sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian, agar berkomunikasi dengan Gapoktan supaya gabah tidak keluar pulau, tetapi beras yang keluar. Menurut Nelly, jika gabah keluar banyak yang terbuang, dan nanti takutnya akan mempengaruhi Komoditi yang lain. Kendati yang dikhawatirkan adalah cuaca pada saat penjemuran dan sebagainya itu juga mempengaruhi kualitas beras.

“Untuk stok, alhamdulillah yakin ada, harga ini yang kita intervensi. Hari ini ada OP Bulog juga di Lombok Barat dengan mengeluarkan 20 ton beras,” terangnya.

Faktor penyebab naiknya harga beras di pasar belakang ini karena harga biaya produksi. Di mana harga BBM naik, kemudian harga pupuk naik. Tetapi jadi hal wajar kalau petani menaikkan harga jual beras mereka.

“Tetapi selama harga ini masih kita anggap wajar kenaikkan masih wajar. Kami masih istilah, hanya mengintervensi dengan OP dulu. Kita kasih kesempatan petani tersenyum,” jelasnya.

Kedua, minyak goreng yang langka atau berkurang produknya di NTB adalah satu merek yaitu minyak goreng minyakita. Hal ini karena jumlah yang diproduksi Indonesia memang berkurang. Namun dari Kementerian Perdagangan sudah mengambil kebijakan, agar harga minyak goreng di pasar tidak tinggi dan tersedia.

“Kebijakan yang diambil, pertama menambah kuota produksi sehingga Minyakita ini bisa bertambah jumlahnya di pasar. Kedua membatasi pembelian masyarakat. Masyarakat tetap tenang karena komoditinya tersedia,” bebernya.

Untuk minyak di NTB, Disdag NTB sudah mendapatkan penambahan dua kontainer atau 40 ribu pcs dengan kemasan 1 liter dan sudah didistribusikan di Kota Mataram.

Ketiga, cabai rawit yang hari ini mulai mengalami kenaikkan harga. Setelah dilakukan pantauan di pasar dan OPD terkait, kenaikkan harga cabai rawit disebabkan karena produksi panen yang gagal. Lantaran faktor cuaca, terserang hama di beberapa titik di Lombok Timur.

“Sehingga jumlah panen yang seharusnya banyak jadi berkurang. Kemudian lahan juga konsentrasi di padi. Cabai rawit sekarang di harga Rp85 ribu per kg,” ujarnya. Saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak terkait dan belum mengambil kelangkaan. Karena informasi tingginya harga cabai rawit baru di dapat hari Senin (20/2) ini.

“Yang kita hindari adalah komoditinya langka, harganya tinggi. Jadi pemerintah mengupayakan supaya komoditi itu tetap tersedia. Dia tidak akan bergejolak selama barang itu ada, kalau tidak ada ya pasti akan bergejolak,” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer