26.5 C
Mataram
Kamis, 28 Maret 2024
BerandaBerita UtamaKisah Sayuti: 11 Tahun Menabung Uang Logam Demi Bisa Berhaji

Kisah Sayuti: 11 Tahun Menabung Uang Logam Demi Bisa Berhaji

Lombok Timur (Inside Lombok) – Lalu Sayuti, pria berusia 46 tahun asal Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur menjadi contoh inspiratif terkait menjalankan ibadah. Di tengah keterbatasan fisiknya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan guru ngaji di desanya tersebut begitu tekun dan rajin menabung demi mencapai cita-citanya; berhaji ke Tanah Suci.

Sayuti bukanlah orang kaya. Di tengah keterbatasan fisik dan ekonominya, niatnya untuk melihat langsung Baitullah dari jarak dekat tak pernah surut. Tepat pada 2010 lalu, ia mendaftar menjadi calon jemaah haji. Selang setahun kemudian, tepatnya di 2011, ia mulai menabung sisa-sisa uang logam dari kebutuhan sehari-harinya untuk digunakan menyelesaikan pembayaran ibadah haji itu.

“Sekitar 11 tahun saya menabung, alhamdulillah akhirnya bisa digunakan untuk melunasi pembayaran ibadah haji. Allah SWT maha baik selalu memberikan jalan kepada umatnya,” ucap Sayuti lirih, Senin (20/02).

Tak tanggung-tanggung, sekitar 11 tahun menabung uang logam Sayuti berhasil mengumpulkan Rp30 juta. Uang itu ia gunakan untuk melakukan pelunasan ibadah haji sebelum ia berangkat menunaikan panggilan ke Tanah Suci Makkah tahun ini.

- Advertisement -

“Alhamdulillah senilai Rp30 juta yang ada di tabungan, sebanyak Rp25 juta untuk pelunasan,” ungkapnya. Adapun uang logam hasil tabungan langsung disetorkan ke KBIH untuk pelunasan, uang logam tersebut dibawa menggunakan empat karung dengan nominal sebanyak Rp25 juta.

Salah seorang keponakan Sayuti, M. Taufikurrahman menuturkan bahwa pamannya tersebut sejak dulu mempunyai keinginan untuk berangkat berhaji. Sehingga pamannya mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji pada 2010 dan mulai menabung sejak 2011.

Sebagai keluarga dekat, Taufik pun mengaku mendapatkan pelajaran berkesan dari sosok Sayuti. Bahwa di tengah kekurangan fisik yang dideritanya, sang paman tetap ikhlas mengajarkan anak-anak mengaji serta mampu meraih impiannya ke Tanah Suci Makkah yang telah belasan tahun diidam-idamkannya.

“Menabung tentu bukan hal yang mudah. Kita saja yang dilahirkan dengan fisik yang sempurna belum tentu mampu untuk tekun menabung uang koin hingga belasan tahun. Nah hal-hal seperti inilah yang patut kita jadikan motivasi bagi kita dengan kesabaran, ketulusan dan keikhlasan beliau mampu bersabar menabung hingga belasan tahun untuk meraih impian,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer