Mataram (Inside Lombok) – Dinas Perdagangan Kota Mataram, segera melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam penanganan adanya indikasi penimbunan elpiji tiga kilogram oleh para spekulan menjelang masuknya musim omprongan (pengeringan) tembakau.
“Indikasi itu terlihat dari keluhan konsumen di tingkat pengecer yang mendapatkan stok elpiji 3 kilogram sangat terbatas dari agen,” kata Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Barang Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Anugerahadi di Mataram, Selasa.
Akibat stok yang terbatas dan permintaan meningkat, harga epliji 3 kilogram pada tingkat pengecer ke konsumen mulai naik menjadi Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung, padahal di tingkat agen dan pangkalan tidak mengalami kenaikan harga meskipun permintaan meningkat.
Oleh karena itu, untuk mengindari adanya kelangkaan dan kenaikan harga signifikan, Disdag Mataram akan berkoordinasi dengan Disdag Provinsi NTB, agar dapat melakukan pengawasan terhadap indikasi tersebut.
Untuk pengawasan elpiji, menjadi ranah dari Reskrimsus Kepolisian baik Polda maupun Polres melalui Disdag Provinsi NTB bidang perlindungan konsumen. “Kami di daerah sebatas pemantauan dan pengendalian harga,” katanya.
Indikasi penimbunan elpiji 3 kilogram juga dilontarkan Helviatun pemilik pangkalan elpiji 3 kilogram di Seganteng mengatakan, saat ini stok elpiji 3 kilogram masih aman dan dari sisi harga belum mengalami kenaikan.
“Dari agen tidak ada perubahan harga, jadi kami juga menjual ke pengecer dengan harga normal meskipun permintaan elpiji 3 kilogram akhir-akhir ini memang meningkat. Kalau harga naik, mungkin pengecer yang menaikan,” katanya.
Helviatun menduga tingginya permintaan itu kemungkinan karena elpiji 3 kilogram banyak digunakan pengusaha untuk omprongan tembakau. “Sekarang sudah mulai masuk musim omprongan tembakau, sehingga permintaan meningkat diiringi dengan kenaikan harga. Inilah hukum ekonomi,” katanya.
Sementara pedagang elpiji H Ashari mengatakan, sejauh ini harga elpiji 3 kilogram belum mulai mengalami kenaikan, stok aman dan permintaan meningkat.
“Saya mengambil elpiji dari PT Energi Wijaya dengan harag Rp14.000 per tabung, kemudian dijual Rp16.000 per tabung,” katanya. (Ant)