Mataram (Inside Lombok) – Masyarakat Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat memberi tanggapan atas adanya rencana PDAM Giri Menang Mataram untuk mengelola limpahan mata air suci Tirta Pelukatan dan Tirta Pebersihan di Pura Suranadi. Ketua Dewan Krama (DK) Krama Pura Suranadi, I Gede Mandya, SH menyatakan bahwa masyarakat Suranadi tidak pernah gaduh di dalam menghadapi masalah.
“Kami damai-damai saja. Masyarakat Suranadi tidak pernah resah,” ungkap Mandya dalam acara simakrama pengurus Krama Pura Provinsi (KPP) NTB di Narmada, Minggu (9/4) kemarin.
Pernyataan itu disampaikan menanggapi adanya kabar yang mengatakan masyarakat Suranadi resah atas rencana PDAM mengelola limpahan mata air di Pura Suranadi tersebut. “Di dalam menghadapi setiap persoalan, kami selalu jernih, santun dan damai,” imbuh Mandya.
Terkait dengan rencana PDAM tersebut, masyarakat Suranadi disebutnya sudah sepakat menolak. Alasannya, karena air limpahan yang bersumber dari mata air sakral Pura Suranadi itu selama ini dimanfaatkan oleh para petani di sepanjang aliran sungai di sekitarnya untuk kebutuhan pengairan sawah mereka.
Diterangkan, penolakan tersebut juga telah disampaikan oleh para petani langsung dalam pertemuan antara pihak PDAM, Camat Narmada dan Kepala Desa Suranadi yang digelar pada 22 Juli 2022 lalu. Saat itu disampaikan debit air yang ada saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air sawah para petani, sehinggga tidak memungkinkan untuk diambil PDAM.
Di dalam pertemuan tersebut telah diambil beberapa kesepakatan. Antara lain mata air suci di kompleks Pura Suranadi tidak boleh diganggu oleh siapapun, karena air suci tersebut hanya untuk keperluan di dalam ritual suci umat Hindu. Selain itu para petani Desa Suranadi dan Desa Selat menolak rencana PDAM untuk mengelola limpahan mata air tirta Pelukatan dan Pebersihan Pura Suranadi, karena para petani masih kekurangan air untuk kebutuhan pengairan sawah mereka. Pihak Desa Suranadi juga akan menata sistem pengelolaan mata air di Suranadi, sesuai dengan konsep Tri Hita Karana, untuk kesejahteraan masyarakat Suranadi.
Di sisi lain, Ketua PHDI Provinsi NTB, Ida Made Santi Adnya, SH, MH, mengajak masyarakat untuk menjaga dan merawat mata air suci khususnya yang ada di pura-pura seperti yang selama ini dilakukan oleh para leluhur sejak dahulu. “Mari jaga kesucian dan eksistensi tempat suci kita, termasuk mata air suci yang ada di dalamnya, untuk kesejahteraan dan spiritual masyarakat,” harapnya.
Dalam simakrama dengan moderator I Made Sangka, S.Pd itu juga mengagendakan pemilihan pengurus Duta BDDN wilayah NTB, dan secara aklamasi forum memilih I Wayan Gede Pasek S.E., yang juga wakil Ketua KPP NTB sebagai Ketua Duta BDDN NTB. Di sisi lain, pertemuan juga membahas soal tupoksi dan program kerja KPP NTB. “Kami akan segera melengkapi struktur pengurus dan segera membuat program kerja,” ungkap Ketua KPP NTB, I Gde Winda. (r)