31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaLombok TimurHasil Lab Keluar, Dikes Lotim Bantah Pencok Geranggang Jadi Penyebab Kematian Korban...

Hasil Lab Keluar, Dikes Lotim Bantah Pencok Geranggang Jadi Penyebab Kematian Korban Keracunan

Lombok Timur (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Timur (Lotim) akhirnya menerima hasil laboratorium terkait kandungan pencok geranggang, yang diduga menjadi penyebab keracunan puluhan warga beberapa waktu lalu.

Sebelumnya dilaporkan puluhan warga di Desa Terara dan Desa Rarang, Kecamatan Terara keracunan setelah mengkonsumsi olahan rumput laut tersebut. Bahkan satu orang disebut meninggal dunia karena keracunan.

Kepala Dikes Lotim, H. Pathurrahman mengatakan dari hasil lab yang diterima pihaknya, memang ditemukan adanya kandungan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan dari olahan makanan rumput laut tersebut. “Meski ditemukan bakteri, namun kita tidak berani justifikasi bahwa makanan itu adalah penyebab kematian salah satu masyarakat di Terara,” ungkapnya saat ditemui Inside Lombok di sela-sela kegiatannya, Selasa (30/05/2023).

Makanan tersebut dikatakannya bisa saja membuat adanya gangguan kesehatan karena ada kandungan bakteri. Namun bukan menjadi penyebab kematian salah satu korban yang dilaporkan keracunan.

Diungkapkannya, korban yang meninggal dunia memang dalam kondisi sudah tua dan memiliki penyakit penyerta. “Penyebab sakit mungkin bisa jadi karena makanan itu, tapi kalau penyebab kematian itu tidak mungkin,” jelasnya.

Dalam memastikan kandungan dalam makanan yang menyebabkan kematian tentunya tak cukup dengan tes laboratorium, melainkan perlu adanya keterlibatan banyak ahli untuk penelitiannya. “Kita tak cukup hanya dengan uji laboratorium jika ingin memastikan makanan itu yang menyebabkan kematian, melainkan harus ada penelitian lain juga,” tegasnya.

Lebih lanjut, Pathurrahman menjelaskan bakteri tidak hanya berada dalam pencok geranggang, melainkan semua makanan yang tidak diolah dengan matang. Sehingga pihaknya menekankan bahwa peristiwa keracunan puluhan warga tersebut dapat dibuat sebagai pembelajaran oleh masyarakat.

“Hal ini semestinya menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dalam mengolah makanan itu harus matang dan tentunya higienis,” katanya. (den)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer