Mataram (Inside Lombok) – Korban abrasi pantai di Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kota Mataram hingga saat ini masih menumpang di rumah tetangga. Pasanya, huntara yang dijanjikan pemerintah daerah bagi mereka hingga kini belum dibangun.
Salah satu korban abrasi di Lingkungan Mapak Indah, Rianah mengatakan bencana alam abrasi yang terjadi menghancurkan bangunan rumahnya. Rumah yang ditempati saat ini milik anak kepala lingkungan.
“Ini rumah saya sudah rata (dengan tanah) ini,” ujarnya lirih, Selasa (6/6) siang. Rianah mengatakan, rumah tetangga yang ditempati saat ini hanya dimanfaatkan untuk istirahat di malam hari. Sedangkan pada siang hari, dia menempati sisa bangunan rumah milik anaknya yang ditinggal ke Malaysia.
“Ke sana hanya tidur saja. Kalau dari pagi sampai sore kita di sini masak. Kalau sudah jadi ya kita pindah, tapi kalau lama-lama kan kita tidak enak,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor mengakui para korban abrasi masih tinggal menumpang di rumah keluarga atau kenalan lainnya. Hal itu terpaksa dilakukan sembari menunggu pembangunan huntara dari pemerintah mulai berjalan.
“Kita berharap tidak ada lagi susulan gelombang pasang, dan sebagian masyarakat juga sudah ada yang perbaiki kembali rumahnya,” katanya. Ia juga berharap pembangunan huntara bisa segera dilakukan, sehingga bisa mengevakuasi masyarakat yang terdampak ke huntara.
Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya gelombang pasang, Pemkot Mataram sudah memasang riprap atau tumpukan batu di pinggir pantai. Selain riprap, BPBD Kota Mataram juga akan memasang bronjong di kawasan rawan abrasi seperti Lingkungan Mapak Indah.
“Di APBD Perubahan ini kami melanjutkan pemasangan bronjong. Menurut kita harus dilakukan disamping ada huntara masyarakat yang terdampak rumahnya,” terang Mahfuddin. (azm)