Mataram (Inside Lombok) – Perubahan cuaca yang terjadi berdampak pada gelombang laut yang cukup tinggi. Meski demikian, nelayan yang ada di Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram tetap nekat melaut karena tidak ada mata pencaharian yang lain.
Salah satu nelayan, Mashuri mengatakan gelombang laut yang tinggi mulai terjadi sejak Kamis (6/7) kemarin. Kondisi ini biasa terjadi setiap tahun dan berlangsung selama seminggu. “Kemarin ini tinggi sampai dua meter. Jadi kita tidak melaut. Kalau sekarang kita tetap melaut,” katanya, Jumat (7/7) pagi.
Ia mengatakan, perubahan cuaca yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi ikan yang berhasil ditangkap. Di mana, pendapatannya sebanyak 100-150 ekor. “Ini saja, yang penting ada kita pakai makan,” ungkapnya.
Selain berusaha mencari ikan, para nelayan di Lingkungan Mapak Indah juga harus menahan rasa takutnya karena sangat rawan terdajmpak abrasi. Tembok rumahnya saat ini hanya berjarak sekitar lima meter dengan pantai. “Kita tetap khawatir. Tapi kan keadaannya begini kita mau tinggal dimana,” ucapnya.
Ia mengatakan, abrasi yang terjadi pada akhir tahun 2022 lalu merasakan dampaknya. Dimana, sebagian atap rumah rusak dihantam ombak. “Ini atap rumah yang rusak,” kata Mashuri.
Karena tidak punya tempat tinggal lain, Mashuri bersama istri dan dua anaknya harus tetap menempati rumahnya. Belum ada keputusan untuk mengungsi karena kondisi cuaca belum terlalu parah.
Sementara itu Jumnah mengatakan sudah terbiasa dengan perubahan cuaca yang terjadi. Tidak ada rencana untuk mengungsi, karena rata-rata rumah keluarga juga berada dekat bibir pantai. “Ini juga rumah kakak saya. Jadi rata-rata dekat pantai saja ini,” katanya.
Ia menceritakan, pada saat pembangunan rumah puluhan tahun lalu, jarak dengan pantai mencapai 100 meter lebih. Di depan rumah banyak pohon kelapa dan lahan yang ada dimanfaatkan sebagai tempat bermain bola. “Dulu juga jauh. Di sini pohon kelapa tapi tumbang. Ini terkikis kan jadi sedekat ini,” tegasnya.
Program pemerintah Kota Mataram memasang rip rap di Mapak Indah sangat membantu air masuk ke rumah warga. Namun, riprap yang bangun hanya dibagian lokasi saja dan diharapkan bisa lebih diperluas. “Untung ada batu-batu ini kan air tidak masuk jadinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Mataram, Andi Kurniawan mengatakan pemantauan kondisi gelombang laut tetap dilakukan oleh petugas di sepanjang Pantai di Kota Mataram. Sejauh ini, gelombang laut khususnya di Ampenan masih normal. “Kalau prakiraan BMKG terjadi gelombang tinggi di sekitar Samudra Hindia,” katanya. (azm)