31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaDaerahNTBSepi Penumpang Sejak Resmi Dibuka, Keberlanjutan Jalur Jangkar-Lembar Dievaluasi

Sepi Penumpang Sejak Resmi Dibuka, Keberlanjutan Jalur Jangkar-Lembar Dievaluasi

Lombok Barat (Inside Lombok) – Pengoperasian jalur penyeberangan laut lewat Pelabuhan Jangkar (Situbondo) – Pelabuhan Lembar (Lombok Barat) akan dievaluasi. Pasalnya, sejak dibuka pertama kali pada 15 Agustus lalu, belum ada penumpang yang memanfaatkan pelayaran rute tersebut.

“Sedang dievaluasi dan tidak ditutup, karena penumpang sepi dan tiket terlalu mahal,” kata General Manager (GM) ASDP Lembar, Ardhi Ekapaty saat dikonfirmasi, Kamis (24/08/2023).

Dirincika, tarif penyeberangan Jangkar-Lembar antara lain untuk penumpang dewasa Rp123.500, kemudian bayi Rp12.400. Sedangkan untuk kendaraan, golongan I Rp138.600, golongan II Rp253.800, golongan III Rp481.000.

Kemudian untuk golongan IV yang masuk kategori kendaraan penumpang tarifnya Rp1.449.800, lalu kendaraan barang Rp1.418.000. Sementara golongan V, kategori kendaraan penumpang Rp2.627.300 dan kendaraan barang Rp2.614.400. Golongan VI untuk kendaraan penumpang Rp4.217.200 dan kendaraan barang Rp4.206.700. Golongan VII tarifnya Rp5.582.700. Tarif untuk kendaraan golongan VIII Rp7.830.400 dan yang terakhir golongan IX Rp9.624.500.

Sejak penyebrangan perdana Jangkar-Lembar dibuka, diakui Ardhi belum ada penumpang pejalan kaki, maupun roda dua dan roda empat. Melainkan hanya ada tiga truk besar yang dimuat kapal melalui jalur tersebut. “Belum ada (penumpang dan kendaraan penumpang yang terdata), dari Jangkar ke Lembar baru angkut 3TB (truk besar),” bebernya.

Ada dua kapal yang beroperasi melayani rute Jangkar-Lembar tersebut, dengan waktu tempuh kurang lebih 15 jam pelayaran. Sepinya penumpang menyebabkan keberlanjutan pengoperasian rute itu dinilai perlu dievaluasi.

Saat dikonfirmasi terkait alasan dibukanya rute pelayaran tersebut, Ardhi tak dapat menjawab lebih jauh. Pihaknya mengaku dalam hal ini hanya bertindak sebagai operator penyeberangan.

“Kalau untuk itu (urgensi dibukanya jalur) bisa mendapatkan info dari Kemenhub Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Situbondo. Kami (ASDP) hanya sebagai operator saja,” tandasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer