Lombok Barat (Inside Lombok) – Kades Lembar Selatan, Beny Basuki menjabarkan alokasi anggaran dari hasil penarikan retribusi kendaraan wisatawan yang melintasi jembatan kayu di Dusun Cemare di desa tersebut. Pasalnya, alokasi hasil retribusi itu banyak dipertanyakan masyarakat.
Dijelaskan Beny, selama ini sebelum video yang sempat viral soal sebuah mobil yang sedang melintasi jembatan itu terhenti lantaran papan jembatan terangkat, pihaknya bersama Bumdes hingga masyarakat sudah berkali-kali bergotong royong melakukan penanganan mendesak dan perbaikan seadanya untuk jembatan kayu itu. Perbaikan pun menyesuaikan anggaran yang tersedia.
“Selama 8 bulan ini saja kita sudah melaksanakan perbaikan tiga kali, sebelum tahun baru. Sebelum lebaran Idulfitri dan sebelum kedatangan Dewan Juri ADWI 2023 yang nilai (nominalnya) kurang lebih Rp50 jutaan,” ungkap Beny saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Rabu (30/08/2023).
Sedangkan hasil retribusi dari penarikan biaya masuk di portal di jembatan kayu itu sekitar 60 persennya dibagi untuk yang bertugas menjaga di sana. Kemudian 40 persennya dikelola oleh BUMDes. Anggaran itu pun disebutnya sudah habis untuk perbaikan jembatan, sumbangan ke masjid, operasional di lapangan dan yang lainnya.
“Malah usaha BUMDes yang lain ikut tersedot untuk perbaikan jembatan,” bebernya. Belum lagi perbaikan darurat dan pembuatan portal yang dilakukan minggu lalu itu juga menggunakan kas BUMDes, dan minggu ini penanganan sementara yang bisa dilakukan mereka adalah menggunakan fiber.
“Ini bukti yang telah kami lakukan berupa perbaikan jembatan telah beberapa kali kami lakukan, perabatan jalan setelah jembatan kayu Cemare, perataan jalan yg bergelombang,” terang dia.
Karena jika hanya mengandalkan hasil penarikan retribusi dari penjagaan portal itu saja, dinilainya perbaikan-perbaikan mendesak itu justru akan sulit terealisasi. Bahkan, Beny menyebut sudah lebih dari sebulan tak ada penarikan karcis masuk di sana.
Setelah dilakukan perbaikan darurat dengan anggaran dan material seadanya, jembatan kayu yang awalnya berlubang di banyak titik dan papannya sempat terangkat saat ada mobil melintas itu pun sudah bisa dilalui dengan aman. “Saat ini kondisi jembatan sudah bisa dilalui, aman,” imbuhnya.
Beny merasa banyak pihak hanya menilai sepihak soal kondisi jembatan tersebut, tanpa melihat upaya yang telah sama-sama dilakukan pihak Desa, BUMDes, serta masyarakat setempat untuk melakukan perbaikan seadanya. Supaya jembatan yang menjadi akses vital masyarakat itu tetap bisa dilalui warga untuk beraktifitas.
“Orang hanya melihat rusaknya saja. Tidak melihat perbaikan yg telah kami lakukan. Dan apa penyebab jembatan rusak,” ketus Beny. Ia tak menepis, salah satu penyebab semakin rusaknya jembatan kayu sepanjang 100 meter itu walaupun kerap diperbaiki adalah, soal intensitas dump truk yang mengangkut material untuk kebutuhan warga, kerap memaksa melintas di sana.
“ini yang membuat jembatan kayu (Dusun) Cemare cepat rusak,” kata dia, sembari menyertakan video dump truk yang melintas di jembatan kayu tersebut. Selain itu, dari keterbatasan anggaran yang ada, pihaknya telah berupaya untuk melengkapi fasilitasi lampu jalan. Mulai dari jembatan sampai pantai bagian tengah, sehingga kuliner malam di sana bisa hidup. (yud)